Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (Persero/BSI) Tbk, Hery Gunardi menyoroti bank syariah di Indonesia belum mampu menjadi bank terbesar. Padahal, jumlah penduduk muslimnya terbesar.
Hery menegaskan, saat ini, inklusi dan literasi atas keuangan syariah di Indonesia masih tergolong jeblok. Buktinya, market share perbankan syariah di Indonesia masih di bawah 6 persen. jauh sekali dibandingkan Malaysia sebesar 30 persen, Brunei 50 persen, Uni Emirat 40 persen, dan Arab Saudi yang di atas 70 persen.
“Lucu juga, negara dengan penduduk muslim terbesar bank syariahnya enggak jadi tuan rumah, tapi tamu,” ujar Hery dalam CEO Mengajar di Universitas Hasanuddin, Makassar, Selawesi Selatan (Sulsel), Rabu (24/7/2024).
Hery melihat apabila BSI menyediakan layanan yang sama seperti bank konvensional lainnya, para nasabah akan bergeser ke perbankan syariah. Selain itu, BSI juga masuk dalam jajaran 10 besar Global Islamic Bank.
“Sebenarnya dengan penduduk 220 juta itu, dan ada orang-orang yang loyal dan universalist. Tugas kami di BSI harus mampu menyediakan produk layanan kompetitif sebanding dengan bank papan atas,” tutur Hery.
Dalam kesempatan ini, Herry meresmikan UMKM Center keempat di Kota Makassar, tepatnya di Jl. Sungai Saddang Lama No.40, Maradekaya Selatan, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Ancang-ancang BSI mengoptimalkan peran pelaku ekonomi kerakyatan di Indonesia Timur.
Hery mengatakan, kehadiran UMKM Center Makassar merupakan upaya BSI untuk dapat menjaring dan menemukan potensi-potensi UMKM baru di Indonesia Timur. Apalagi BSI Region Makassar memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu seluruh Pulau Sulawesi, Maluku, hingga Pulau Papua.
Hingga Juni 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan kepada UMKM sebesar Rp47,72 triliun atau tumbuh 14,54% secara tahunan. Dimana saat ini BSI memiliki lebih dari 3.281 UMKM binaan yang terus dibina dan ada yang berhasil go internasional.
Hery mengatakan, UMKM Center BSI menjadi wadah bagi pelaku usaha segmen tersebut dalam mendapatkan pelatihan, pembinaan, pembiayaan, pendampingan bisnis, hingga membantu proses pemasaran produk. Menurut Hery, pelaku UMKM yang memanfaatkan program tersebut diharapkan dapat meningkatkan skala usahanya. Di antaranya melalui optimalisasi potensi bisnis hingga dukungan proses digitalisasi usaha.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi pembiayaan pada UMKM dengan berbagai strategi, salah satunya melalui UMKM Center. Kami berharap BSI UMKM Center Makassar dapat bermanfaat untuk meningkatkan kelas bagi UMKM di Indonesia timur melalui berbagai program pembinaan,” kata Hery.
Sebelumnya, BSI sudah memiliki 3 UMKM Center yakni di Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya. UMKM Center juga menjadi tempat untuk berkonsultasi dan mendapatkan sertifikasi halal yang difasilitasi BSI.
“Pembiayaan UMKM BSI berfokus pada bisnis-bisnis yang resilience, kuat, dan berkelanjutan. Agar pelaku UMKM dapat mengembangkan bisnisnya secara modern, terdigitalisasi bahkan mampu memasuki pasar global,” tutur Hery.