Capres nomor urut 1, Anies Baswedan berharap, tax ratio Indonesia yang saat ini 10,4 persen, akan bisa menjadi 13 sampai 16 persen pada tahun 2029.
Anies mengungkapkan, ia menginginkan perekonomian yang tumbuh besar, negara mendapatkan pendapatan salah satunya dari pajak, dari sumber daya alam, dan bukan dari kegiatan usaha negara.
“Karena itulah pajak ini menjadi penting untuk dilakukan reform, supaya kita dapat pendapatan yang cukup,” ungkapnya dalam Dialog Bersama Kadin di Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Anies mengungkapkan beberapa rencana yang akan dilakukan jika berhasil menjadi presiden pada Pilpres 2024.
Kata Anies, pertama adalah tentang perbaikan kelembagaan keuangan negara. “Jadi kita melihat perlu dibentuk badan penerimaan negara yang berada di bawah presiden langsung, yang ini terpisah dari kegiatan treasury,” ujar Anies.
Menurut Anies, itu merupakan dua hal yang berbeda, treasury itu dikelola tersendiri, kemudian penerimaan juga tersendiri.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini melanjutkan, yang kedua adalah harus melakukan modernisasi sistem digital.
Selain itu, Anies juga menjelaskan tentang perluasan tax base dengan menggunakan fiskal kadaster fiskal atau pendaftaran tanah yang berorientasi pada penetapan wajib pajak atas tanah.
“Fiskal kadaster itu melakukan semacam sensus ulang, dan sensus ulang ini ketika dikerjakan akan membuat kita bisa mengidentifikasi objek-objek pajak yang terlewat,” tuturnya.
Dikatakannya, fiskal kadaster itu yang enggan melakukan adalah justru yang dari dalam badan pajak itu sendiri.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)