Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membeberkan ketersedian bahan bakar minyak (BBM) untuk menyambut momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menegaskan, ketahanan stok BBM selama Nataru 2025 dipastikan dalam kondisi aman selama 20 hari ke depan.
“Secara umum kondisi ketahanan stok BBM aman, baik gasoline, gasoil, kerosin maupun avtur, dengan ketahanan stok di angka antara 18 sampai 20 hari,” kata Erika, dalam acara Konferensi Pers Pembukaan Posko Nataru 2024/2025, di Kantor BPH Migas, Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Adapun, pihaknya bersama PT Pertamina (Persero) sudah menyiagakan fasilitas berupa 115 terminal BBM, 7.786 SPBU, 414 SPBUN, 55 SPBB, 6.802 Pertashop, 357 Agen Minyak Tanah, dan 71 DPPU, hingga tambahan fasilitas di wilayah-wilayah dengan permintaan yang tinggi.
Erika memproyeksikan penyaluran BBM selama Nataru 2025 di Indonesia akan mengalami peningkatan. Misalnya, pada jenis BBM bensin akan meningkat konsumsinya sebesar 5 persen dan konsumsi BBM untuk penerbangan (avtur) meningkat 6,9 persen. Sedangkan, untuk jenis solar diproyeksi konsumsinya akan menurun sebesar 3,3 persen.
Selain BBM, Erika menyebutkan pihaknya juga menyiagakan sebanyak 32 terminal LPG, 740 SPPBE, dan 6.478 Agen LPG.
“Prognosa ketahanan stok LPG nasional dalam kondisi aman dengan coverage day LPG rata-rata 17,12 hari. Kondisi stok LPG dipertahankan tetap stabil selama periode Natal dan Tahun Baru, serta menyiapkan agen dan pangkalan LPG siaga 24 jam, khususnya di wilayah dengan demand tinggi,” paparnya.
Sedangkan untuk gas bumi, lanjut Erika, pihaknya memproyeksikan kebutuhan masyarakat akan meningkat mencapai 853 BBTUD kepada 3.265 pelanggan komersial dan industri, 2.508 pelanggan kecil, 810 ribu pelanggan rumah tangga jargas.
“Serta pelanggan power termasuk PLN Group dengan mengoptimalkan jaringan dan infrastruktur gas bumi lebih dari 32.000 km jaringan pipa gas, 13 SPBG, tiga MRU, dan tiga LNG terminal yang dikelola oleh PGN dalam kondisi andal dan aman,” jelas Erika.
Untuk menjaga ketahanan sumber energi di dalam negeri selama Nataru 2025, ia menyebutkan BPH Migas bekerja sama dengan berbagai Kementerian hingga badan usaha di sektor ESDM untuk mengamankan pasokan selama Nataru 2025 berlangsung.
“Sinergitas ini tentu bukan hanya internal anggota Posko, tapi juga termasuk sinergitas dengan stakeholder lainnya, terkait dengan adanya rute-rute yang dilakukan pembatasan ataupun titik-titik kemacetan. Kemudian Kementerian Perhubungan, baik perhubungan darat, laut, dan udara, terkait dengan peningkatan aktivitas pergerakan orang dengan transportasi umum maupun dengan kendaraan pribadi,” ujarnya.