Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan angkat bicara mengenai standar kemiskinan yang dijadikan acuan Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar Rp595.242 per orang/bulan, atau nyaris Rp20 ribu/orang/hari.
Kata Anthony, jika menggunakan standar kemiskinan BPS yang sudah usang yakni sebesar Rp20.000/orang/hari, justru akan menyulitkan pemerintah dalam mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Melihat kebijakan yang diambil sejauh ini, belum mencerminkan atau membuat pertumbuhan ekonomi bisa naik signifikan. Sepertinya, ekonomi saat ini hanya melanjutkan struktur ekonomi yang sudah ada saja. Sehingga sulit diharapkan ada kenaikan signifikan, seperti yang diharapkan,” ujar Anthony dihubungi Inilah.com, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Asal tahu saja, Bank Dunia menghitung angka kemiskinan Indonesia pada 2024 mencapai 60,3 persen, atau setara 171,8 juta jiwa. Di mana, Bank Dunia memiliki 3 standar kemiskinan yang berdasarkan pendekatan purchasing power parity (PPP) atau paritas daya beli.
Ketiga standar kemiskinan yang digunakan Bank Dunia, sebesar US$2,15 PPP untuk standar kemiskinan ekstrem, US$3,65 PPP untuk standar kemiskinan di negara berpendapatan menengah bawah, serta US$6,85 PPP untuk kemiskinan negara berpendapatan menengah atas.
Pada 2023, Bank Dunia mencatat Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia mencapai US$4.870, sehingga layak dimasukkan dalam kelompok negara berpenghasilan menengah ke atas (Upper Middle Income Country/UMIC).
Walhasil, Bank Dunia menggunakan standar kemiskinan US$6,85 PPP untuk menghitung jumlah warga duafa di Indonesia. Nilai standar itu dikonversikan menjadi rupiah dengan dikalikan Rp5.993,03 (1 US$ PPP setara Rp5.993,03), sehingga ketemu Rp41.052,3/orang/hari).
Selanjutnya, Bank Dunia menyebut 60,3 persen penduduk Indonesia atau sekitar 171,8 juta jiwa, hidup di bawah garis kemiskinan global. Sementara BPS menyebut angka kemiskinan di Indonesia, hanya 8,57 persen per September 2024. Atau sekitar 24,06 juta jiwa. Selisihnya jumbo sekali, mencapai 147,74 juta jiwa.