Market

BRIN Klaim Surplus Neraca Dagang Aman Meski Harga BBM Naik

Keputusan Presiden Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak pada 3 September lalu, diyakini tidak memengaruhi kinerja perdagangan. Surplus masih akan terjadi. Hanya saja, banyak negara terkena resesi, permintaan bisa susut.

Hal itu disampaikan peneliti ekonomi makro dan perdagangan internasional Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iwan Hermawan di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Dia mengatakan, neraca perdagangan Indonesia tetap akan surplus pasca kenaikan harga BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar. Dengan pedenya, Iwan bilang, nilai ekspor dan impor Indonesia, tidak akan terpengaruh signifikan.

Kalau pun ada penurunan, nilai ekspor hanya akan tergerus 0,17 persen. Sedangkan nilai impor akan mengalami penurunan 0,74 persen. “Berdasarkan yang kami simulasikan, neraca perdagangan ketika ada kenaikan harga BBM, baik ekspor maupun impor mengalami penurunan. Tapi, penurunan ekspor lebih kecil daripada impornya, artinya masih ada surplus,” kata Iwan.

Meski optimis, Iwan menyarankan agar seluruh pemangku kepentingan lebih mendorong pertumbuhan industri substitusi impor pangan yang memiliki keunggulan komparatif. Sehingga surplus neraca perdagangan dapat terus meningkat ke depannya.

Peneliti Bidang Ekonomi Industri Pertanian dan Pangan BRIN, Saktyanu Kristyantoadi mengatakan, ekspor komoditas unggulan Indonesia seperti crude palm oil (CPO), batu bara dan nikel, masih akan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

“Kalau hasil dari penelitian ini. Kami berkeyakinan, ini akan memberikan prospek yang baik untuk CPO, batu bara dan nikel,” kata Saktyanu.

Mengingatkan saja, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus US$5,76 miliar pada Agustus 2022. Disumbang nilai ekspor sebesar US$27,91 miliar. Lebih tinggi ketimbang nilai impor sebesar US$22,15 miliar.

Peningkatan ekspor terbesar terjadi di sektor industri sebesar US$19,79 miliar, pertambangan US$5,95 miliar, komoditas US$1,72 miliardan pertanian US$0,45 miliar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button