Penjaga gawang Timnas Indonesia, Maarten Paes, menunjukkan sikap terbuka terkait kemungkinan bergabungnya Emil Audero sebagai kiper naturalisasi berikutnya untuk Skuad Garuda. Alih-alih merasa cemas, Paes justru siap menyambut Audero jika benar-benar bersedia memperkuat Timnas Indonesia.
Komitmen Paes: Tim Lebih Penting daripada Ego
Paes menegaskan bahwa persaingan antar pemain tidak akan mengganggu kebersamaan tim. Baginya, kepentingan Timnas Indonesia jauh lebih penting daripada ambisi pribadi. Menurut kiper yang berlaga untuk FC Dallas di Major League Soccer (MLS) ini, siapa pun yang bisa memberi kontribusi terbaik bagi Garuda harus mendapat dukungan penuh.
“Saya rasa jika kita bermain untuk Indonesia, tidak ada ego yang terlibat. Ini soal mencapai tujuan yang lebih besar bagi negara kita. Jadi, siapa pun yang bisa menjalankan tugas lebih baik harus didukung,” ungkap Paes.
Lebih lanjut, Paes juga menegaskan akan tetap profesional meskipun Audero hadir sebagai kompetitor di bawah mistar gawang. Ia memastikan bahwa persaingan sehat akan tetap terjaga, baik di dalam maupun di luar lapangan.
“Saya selalu memperlakukan setiap pemain dengan setara, entah itu kompetitor, teman sekamar, atau rekan setim. Saya tidak punya masalah, baik di dalam maupun luar lapangan,” jelasnya.
Rumor Kedatangan Emil Audero ke Timnas Indonesia
Rumor merapatnya Emil Audero ke Timnas Indonesia muncul sejak Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, terlihat bertemu dengan Audero pada April 2024 lalu. Namun, Erick menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan khusus terkait naturalisasi dengan pemain kelahiran Mataram, NTB tersebut.
Meski demikian, Erick yang akrab disapa Etho menyatakan bahwa PSSI tetap terbuka, meskipun tidak ingin memaksakan proses naturalisasi.
“Tidak ada pembicaraan soal naturalisasi. Kami tetap terbuka, tapi tidak ingin memaksakan pemain untuk dinaturalisasi,” jelas Erick.
Erick juga menyebut pertemuannya dengan Audero di Italia adalah bagian dari agenda lebih luas yang mencakup pertemuan dengan sejumlah tokoh Inter Milan, termasuk mantan Presiden klub, Massimo Moratti.
“Dalam perjalanan kemarin, saya bertemu Massimo Moratti sebagai dua sahabat yang pernah menjadi Presiden Inter Milan dan partner. Dia bahkan memuji perkembangan sepak bola Indonesia yang menurutnya semakin menarik untuk diperhatikan,” ungkap Erick.