News

Bukan Ahok atau Ridwan Kamil Jadi Otorita IKN, Mantan Petinggi ADB Ini yang Beruntung

Kemungkinan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencoret Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dan Ridwan Kamil dari daftar calon kepala otorita IKN. Ada nama anyar yang digadang-gadang.

Dia adalah Bambang Susantono, mantan Wakil Menteri Perhubungan era SBY. Peraih gelar Doktor di bidang perencanaan infrastruktur serta gelar Master di bidang teknik sipil dan Master di bidang perencanaan kota dan kawasan dari University of California, Berkeley ini, memang bukan orang baru di pemerintahan.

Mungkin anda suka

Pada 2015, Bank Pembangunan Asia (ADB) menunjuk Bambang menjadi Wakil Presiden ADB untuk Urusan Pengelolaan Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan. Bambang bertanggung jawab terhadap pengelolaan Departemen Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim, Departemen Riset Ekonomi dan Kerjasama Regional, dan Departemen Hubungan Eksternal.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang namanya sempat masuk radar kepala otorita IKN Nusantara, mendukung penuh nama Bambang Susantono. “Kalau itu yang dipilih, saya mendukung dan saya setuju demi kebaikan IKN,” kata Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, Rabu (23/2/2022).

Ia menilai mantan Wakil Menteri Perhubungan itu punya latar belakang yang lengkap, mulai dari wakil menteri, peneliti hingga lulusan teknil sipil. “Pak Bambang dari ADB itu baik, mantan wamen, ahli bidang pembangunan, lulusan teknil sipil,” tuturnya.

Selanjutnya dia mengaku tidak pernah ada pembicaraan dengan Presiden Jokowi soal penugasan menjadi kepala Otorita IKN. “Jadi saya menyakini Presiden akan memilih paling pas dengan situasi untuk IKN,” ucap Kang Emil.

Sebelumnya, tepatnya Maret 2020, Jokowi menyebut empat nama kandidat kuat Kepala Otorita IKN. Mereka adalah mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok; mantan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas; mantan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro; dan mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya, Tumiyana. Namun semuanya ambyar.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button