News

Bukan Anak-anak tapi Pria Dewasa, Satu Pasien Suspek Cacar Monyet di Jawa Tengah

Rabu, 03 Agu 2022 – 16:53 WIB

Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril menjelaskan terkait adanya satu kasus suspek cacar monyet (monkeypox) di Jawa Tengah bukan dari golongan anak-anak, tetapi seorang pria dewasa berusia 55 tahun. Saat ini, pasien suspek monkeypox tersebut sedang menjalani perawatan isolasi di sebuah rumah sakit.

“Seorang laki-laki, 55 tahun, bukan PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri), suspek monkeypox dan saat ini dirawat isolasi di RS Swasta Jateng,” kata Mohammad Syahril kepada Inilah.com melalui pesan singkatnya, Jakarta, Rabu, (3/8/2022).

Masih menurutnya, saat ini pasien kasus suspek cacar monyet di Jawa Tengah masih harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah penyakit tersebut cacar monyet atau lainnya.

“Untuk perawatan dan untuk pemeriksaan lanjut untuk memastikan cacar monyet atau bukan. Akan dilakukan pemeriksaan lab PCR untuk memastikannya. Bisa saja hanya cacar biasa atau penyakit lain bukan monkeypox,” tambahnya.

Kemunculan cacar monyet

Di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, kemunculan infeksi cacar monyet atau Monkeypox dilaporkan oleh beberapa negara tanpa riwayat endemi Monkeypox sebelumnya. Sejak awal Mei 2022, beberapa negara melaporkan kasus Monkeypox yang terjadi pada pasien tanpa riwayat bepergian ke daerah Afrika Barat atau Afrika Tengah, daerah dimana terjadi endemik virus monkeypox.

Monkeypox, atau cacar monyet, adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis) dengan dua moda transmisi yakni transmisi hewan ke manusia dan transmisi manusia ke manusia.

Transmisi virus monkeypox dari hewan ke menusia dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau melalui gigitan. Selain itu, kontak dengan daging mentah atau daging setengah matang dari binatang liar juga disebutkan dapat menyebabkan penularan virus monkeypox.

Transmisi manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit pasien yang terinfeksi monkeypox, kontak tidak langsung dengan media yang terkontaminasi virus monkeypox seperti baju, kain, seprai dari pasien yang terinfeksi monkeypox, dan kontak dengan droplet atau sekret pernapasan dari pasien yang terinfeksi monkeypox. Laporan kasus menyebutkan adanya transmisi vertikal dari ibu hamil yang terinfeksi monkeypox pada janin.

Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark, ketika terdapat dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan monkeypox.

Penyakit ini mengenai manusia pertama kali diidentifikasi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo dan menyebar secara sporadis di daerah Afrika Tengah dan Afrika Barat. Wabah monkeypox pernah dilaporkan pada negara non-endemis sebelumnya pada tahun 2003, dimana didapatkan kasus monkeypox pertama di luar Afrika, yakni di Amerika Serikat, yang menyebabkan lebih dari 70 kasus. Pada tahun 2017, Nigeria mengalami wabah dengan perkiraan jumlah kasus yang terkonfirmasi sekitar 40 kasus.

Pada awal Mei 2022, WHO mendapatkan laporan kasus monkeypox yang terjadi di negara non-endemis, terutama di Eropa dan Amerika Serika. WHO telah menetapkan status darurat global untuk infeksi cacar monyet pada Juli 2022.

Hingga 29 Juli 2022, telah terdapat 76 negara yang melaporkan kejadian monkeypox di seluruh dunia, dengan total kasus konfirmasi monkeypox 22.485 kasus di seluruh dunia, dimana 22.141 kasus terjadi di negara non-endemis. Amerika Serikat mencatat angka kasus monkeypox tertinggi yakni sebesar 4,906 kasus. Di ASEAN, hingga akhir JUli 2022, Singapura telah melaporkan 11 kasus konfirmasi, Thailand melaporkan 2 kasus konfirmasi, dan Filipina melaporkan 1 kasus konfirmasi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button