Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengakui harga bawang putih mengalami kenaikan, namun lonjakan harga komoditas ini bukan hanya menjelang Lebaran melainkan sejak awal Ramadan.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam keterangan tertulis pada Sabtu (29/3/2025) menjelaskan bawang putih mengalami kenaikan harga yang signifikan mulai awal Ramadhan, dengan kisaran kenaikan harga tertinggi sebesar Rp8.000 per kilogram, khususnya di wilayah Surabaya, Makassar dan Yogyakarta dengan variasi harga jual bawang putih sebesar Rp42.000 sampai Rp47.500/kilogram.
Untuk di pasar modern, kenaikan harga bawang putih signifikan tercatat di wilayah Medan, Lampung, Makassar dan Yogyakarta dengan rentang harga jual berkisar Rp46.000 sampai Rp 63.000 per kilogram.
“Kenaikan harga bawang putih tersebut diduga disebabkan oleh kenaikan harga di tingkat importir dan distributor,” ujar Anggota KPPU Eugenia Mardanugraha .
Harga bawang putih di wilayah DKI Jakarta pada Jumat (28/3/2025) juga terpantau mengalami kenaikan, khususnya di tingkat pengecer. Sebab di level distributor harga bawang putih sekitar Rp30.000/kilogram, tapi di pengecer dibandrol sekitar Rp40.000/kilogram.
Di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, harga bawang putih kupas mencapai Rp45.000/kilogram, sedangkan bawang putih biasa Rp40.000/kilogram.
Sedangkan di Pasar Cipinang Muara, Jakarta Timur, harga bawang putih melonjak tajam di tingkat pengecer mencapai Rp60.000 per kilogram.
Senada dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha, pengamat bidang pertanian Syaiful Bahari juga melihat harga bawang putih sudah mengalami kenaikan sejak sebelum bulan Ramadan. Munculnya para importir baru juga menyebabkan harga turut melonjak.
Syaiful kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Jumat (28/3/2025), mengatakan persediaan bawang putih makin menipis, karena terlambatnya release RIPH (Rekomendasi Impor Produk Holtikultura) dan SPI (Satuan Pengawas Intern). Kondisi ini mendorong kenaikan harga bawang putih impor.
“Meskipun pada tahun ini seluruh kuota yang 550 ribu ton dikeluarkan sekaligus, tidak seperti periode yang lalu selalu dikeluarkan dua tahap, namun kali ini banyak importir baru bermunculan,” tutur Syaiful.
Para importir baru ini, disebut Syaiful, belum punya track record dalam impor bawang putih. Maka meskipun sudah dikeluarkan RIPH dan SPI, pergerakan mereka mendatangkan bawang putih lamban.