Market

Kabar Buruk untuk Indonesia, India Kurangi Impor Minyak Sawit

Ini kabar buruk untuk industri minyak sawit Indonesia. Per Juli 2022, India mengurangi impor minyak sawit sebanyak 10 persen dibanding bulan sebelumnya.

Untuk menggantikan minyak sawit, India membuka impor kedelai asal Amerika Serikat. Bahkan, Pemerintah India memberlakukan bebas bea untuk impor minyak nabati berbasiskan kedelai. Demikian disampaikan badan perdagangan India, dikutip dari Antara, Jumat (12/8/2022).

Kenaikan impor kedelai asal AS ini, cukup memukul dua negara yakni Malaysia dan Indonesia sebagai eksportir minyak sawit terbesar di dunia.

Asal tahu saja, impor minyak sawit India per Juli 2022, turun menjadi 530.420 ton dari bulan sebelumnya 590.921 ton, data Solvent Extractors’ Association of India (SEA).

Sedangkan impor kedelai pada Juli 2022, melonjak 125 persen ketimbang bulan sebelumnya yang mencatatkan rekor 519.566 ton. Sedangkan impor minyak bunga matahari pada bulan yang sama mengalami kenaikan 30 persen, menjadi 155.300 ton.

pada akhir Mei 2022, India mengizinkan impor bebas bea masing-masing 2 juta ton untuk minyak kedelai dan minyak bunga matahari, untuk tahun fiskal 2022 yang berakhir pada 31 Maret. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga harga minyak nabati lokal.

Hingga akhir Juni 2022, premi minyak kedelai atas minyak sawit, kurang dari 150 dolar AS per ton. Namun, karena minyak sawit menarik pajak impor 5,5 persen, minyak sawit menjadi lebih mahal bagi pembeli India.

Tetapi sekali lagi kesenjangan antara minyak kedelai dan minyak sawit telah melebar di atas 350 dolar AS per ton dalam beberapa minggu terakhir, membuat pembelian minyak sawit lebih menarik bagi penyuling, kata SEA.

“Pada Agustus, impor minyak sawit bisa naik di atas 700.000 ton. Ada pembelian besar-besaran di Juli setelah harga terkoreksi,” kata dealer perusahaan perdagangan global yang berbasis di Mumbai.

Perkembangan ini jelas menjadi kabar buruk bagi industri sawit Indonesia, mulai hilir hingga hulu. Lantaran India adalah satu satu imporir minyak sawit Indonesia terbesar ketiga setelah Pakistan dan China.

Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada Juni 2022, meningkat 862,66 persen dibanding Mei 2022. Nilainya mencapai US$2,64 miliar.

Negara yang menjadi tujuan ekspor utama komoditas CPO Indonesia adalah Pakistan, senilai US$450,63 juta. Disusul China senilai US$314,38 juta dan India senilai US$270,57 juta.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button