Bukan Lawan di Lapangan, Emma Raducanu Menangis Gara-gara Teror Penguntit di Dubai


Petenis Inggris Emma Raducanu mengalami momen tak mengenakkan di Dubai Duty Free Tennis Championships setelah didatangi seorang pria yang menunjukkan “perilaku obsesif” sebelum pertandingannya melawan Karolina Muchova. Pria tersebut kini telah dikenakan perintah larangan mendekat dan dilarang menghadiri turnamen tenis di masa depan.

Raducanu terlihat terguncang selama pertandingan putaran kedua, bahkan menangis di dekat kursi wasit setelah menyadari keberadaan pria itu di antara penonton. Sebelumnya, pria yang tidak disebutkan identitasnya itu dilaporkan sempat mengambil foto Raducanu dan menyerahkan surat kepadanya di sekitar area turnamen.

“Setelah Raducanu mengajukan keluhan, Dubai Police menahan seorang turis yang mendekatinya, meninggalkan catatan, mengambil fotonya, dan menunjukkan perilaku yang membuatnya merasa tidak nyaman,” demikian pernyataan resmi kepolisian Dubai dikutip inilah.com dari CNN, Jumat (21/2). 

“Raducanu kemudian memilih untuk tidak melanjutkan tuntutan, dan individu tersebut telah menandatangani perjanjian untuk menjauh darinya serta dilarang menghadiri turnamen tenis mendatang,” lanjut pernyataan tersebut.

Raducanu sendiri mengungkapkan bahwa insiden ini cukup sulit baginya, tetapi ia tetap berusaha bertanding dengan baik. Dalam unggahan di Instagram Story, petenis berusia 22 tahun itu menulis pesan penyemangat untuk dirinya. 

“Terima kasih atas semua pesan dukungan. Pengalaman kemarin memang sulit, tetapi saya akan baik-baik saja dan bangga dengan cara saya kembali bertanding meski mengalami kejadian itu,” tulisnya.

Kasus ini kembali menyoroti masalah keamanan bagi atlet tenis profesional, terutama petenis wanita yang sering menjadi sasaran penguntitan. Professional Tennis Players Association (PTPA) menyatakan bahwa insiden yang dialami Raducanu menunjukkan ancaman nyata yang dihadapi pemain, menegaskan bahwa turnamen dan badan pengelola tenis harus lebih waspada terhadap keselamatan atlet.

Raducanu bukan satu-satunya pemain yang mengalami gangguan semacam ini. Beberapa petenis wanita ternama, termasuk Serena Williams dan Monica Seles, pernah menghadapi ancaman serupa. Pada 1993, Monica Seles bahkan ditikam di punggung oleh seorang penggemar obsesif Steffi Graf, peristiwa yang mengubah dunia tenis selamanya.

Insiden di Dubai ini juga mengingatkan pada kasus sebelumnya di mana Raducanu menjadi korban penguntitan di Inggris, ketika seorang pria bernama Amrit Magar berjalan 23 mil ke rumahnya dan mencuri sepatu ayahnya sebagai “kenang-kenangan”. Magar kemudian dijatuhi perintah larangan mendekat selama lima tahun.

Pihak WTA menegaskan bahwa keamanan pemain adalah prioritas utama dan berjanji akan melakukan penilaian ancaman lebih lanjut terhadap pelaku untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.

Meskipun Raducanu gagal melaju ke babak 16 besar setelah kalah dari Karolina Muchova, ia mendapat banyak dukungan atas keteguhannya menghadapi insiden ini. Kini, ia akan fokus pada turnamen berikutnya sambil memastikan keamanannya tetap terjaga selama bertanding di panggung internasional.