Market

Bukan Semata Faktor Musiman, BPS: Inflasi Januari Gara-gara Pasokan Bahan Makanan

Inflasi pada Januari 2022 terjadi karena adanya persoalan dalam permintaan dan penawaran atas bahan makanan. Jadi, ini bukan semata faktor musiman.

Demikian Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Rabu (2/2/2022).

“Inflasi ini terjadi tidak hanya karena faktor musiman, tapi juga faktor supply and demand, karena pada bulan-bulan tertentu ada kenaikan demand,” kata Margo Yuwono.

Ia mengatakan kenaikan harga bahan makanan pada periode ini terjadi karena tingginya permintaan dari konsumen, menyusul distribusi pasokan yang terbatas.

Pada Januari 2022 tercatat sejumlah bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi, seperti daging ayam ras yang memberikan andil 0,07 persen, diikuti ikan segar 0,06 persen, dan beras 0,03 persen.

“Khusus untuk beras, harganya naik karena di akhir tahun lalu stoknya terbatas. Kondisi suplai tersebut yang membuat harga beras meningkat di Januari,” kata Margo Yuwono.

Faktor Musim Hujan

Inflasi Januari sebesar 0,56 persen ini juga relatif tinggi. Sebabm tidak ada faktor musim hujan, yang sudah terjadi pada periode November dan Desember 2021, yang biasanya menjadi alasan terhambatnya pasokan barang.

Margo juga memaparkan faktor lainnya yang menjadi pemicu inflasi Januari yaitu kebijakan pemerintah yang belum memberikan kepastian atas perpanjangan insentif PPnBM serta kenaikan harga bahan bakar rumah tangga elpiji nonsubsidi.

Kenaikan elpiji nonsubsidi tersebut telah memberikan andil inflasi 0,06 persen pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga di Januari 2022.

Terkait harga minyak goreng yang sempat tinggi pada awal 2022, ia mengatakan komoditas ini tidak terlalu mempengaruhi inflasi. Sebab, pemerintah sudah melakukan intervensi dengan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), sehingga minyak goreng hanya menyumbang andil 0,01 persen.

“Andil minyak goreng pada inflasi Januari hanya 0,01 persen, tidak sebesar periode Desember 2021 yang menyumbang andil 0,08 persen,” katanya.

Sebelumnya BPS mencatat terjadinya inflasi Januari 2022 sebesar 0,56 persen. Alhasil, inflasi tahun kalender tercatat 0,56 persen dan secara tahunan (yoy) 2,18 persen.

BPS juga mencatat inflasi tahun ke tahun tersebut untuk pertama kalinya yang tertinggi sejak Mei 2020 sebesar 2,19 persen. Begitu juga inflasi Januari 2022 yang lebih tinggi dari Januari 2021 sebesar 0,26 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button