Konflik Timur Tengah yang melibatkan Israel di Jalur Gaza telah melewati satu tahun. Bermula pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, yang kemudian dibalas secara brutal oleh militer Zionis. Satu tahun berlalu, perang masih berlanjut hingga hari ini.
Dalam setahun ini, puluhan ribu warga Palestina pun telah syahid. Hingga saat ini, serangan militer Israel terhadap Gaza telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza.
Perang di daerah kantong yang terkepung itu juga telah menyebabkan hampir seluruh dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza mengungsi, serta telah menjadi korban kelaparan dan penyakit yang meluas. Sangat wajar apabila semua tindakan brutal itu menjadi tuduhan genosida terhadap Israel oleh beberapa negara di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).
Berikut rangkuman informasi terbaru terkait Perang Gaza hingga 6 Oktober 2024:
Korban Setahun Perang Israel-Palestina
Korban Tewas:
– Jalur Gaza: 41.870 orang
– Tepi Barat: 742 orang
Korban Terluka:
– Jalur Gaza: 97.166 orang
– Tepi Barat: 6.250 orang
Selain itu, menurut data terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan pemerintah Palestina per 6 Oktober 2024, serangan Israel telah merusak banyak fasilitas publik di Gaza.
Fasilitas Dirusak:
– Lebih dari separuh rumah di Gaza (rusak atau hancur)
– 80 persen fasilitas komersial
– 87 persen gedung sekolah
– 80 persen masjid dan tempat ibadah
– Fasilitas perawatan kesehatan tersisa 17 dari 36 rumah sakit yang berfungsi
– 68 persen jaringan jalan
– 68 persen lahan pertanian
Demonstrasi Warnai Peringatan Satu Tahun Agresi Israel di Gaza
Sepanjang akhir pekan, puluhan ribu orang turun ke jalan di kota-kota besar di seluruh dunia untuk mengutuk operasi militer Israel di Gaza yang berlangsung selama satu tahun. Suaranya nyaris seragam, yakni berharap dunia bersatu menghentikan aksi genosida Israel.
Di Jakarta, lebih dari 1.000 pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di luar kedutaan besar AS, menuntut agar Washington, pemasok militer dan sekutu utama Israel, berhenti mengirim senjata ke Israel.
Di Filipina, puluhan aktivis sayap kiri melakukan protes di dekat kedutaan besar AS di Manila, tetapi polisi mencegah mereka mendekati kompleks tepi pantai.
Di Cape Town, Afrika Selatan, ratusan orang berjalan menuju gedung parlemen sambil meneriakkan: ‘Israel adalah negara rasis!’ dan ‘Kami semua orang Palestina!’. Selain di Cape Town, pawai pro-Gaza juga terjadi di Johannesburg dan Durban.
Di Caracas, ratusan demonstran pro-Palestina berunjuk rasa di luar kantor perwakilan PBB untuk Venezuela, sambil membawa bendera Palestina berukuran raksasa. Mereka menyampaikan petisi kepada PBB yang menyerukan diakhirinya genosida terhadap warga Palestina.
Aksi serupa juga terjadi di sejumlah kota besar di Eropa, seperti London, Roma, Dublin, Paris, Hamburg, dan Bassel.
Adapun di Washington, lebih dari 1.000 pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar Gedung Putih menuntut AS berhenti menyediakan senjata dan bantuan kepada Israel.