Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyinggung kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir-akhir masa jabatan yang dinilainya sudah menghancurkan demokrasi di Indonesia.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri peringatan 50 tahun peristwa Malapetaka Lima Belas Januari (MALARI) 1974, ratusan aktivis lintas generasi berkumpul di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).
“Satu hal yang membanggakan saya ada di sini, karena negeri ini yang bang Hariman Siregar bilang bahaya enggak bahaya. Kalau enggak ada reformasi enggak bahaya, kalau enggak ada Malari enggak bahaya,” kata Gatot.
Gatot berguyon dengan mengulang ungkapan Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno yang menyebut ‘Beri Aku 10 Pemuda Akan Ku Guncang Dunia’. Namun, lanjut dia, Jokowi lebih hebat karena cukup satu pemuda, yaitu Gibran Rakabuming Raka yang berhasil menguncang semuanya.
“Itu kita bicara pemilu di dunia tuh tahu kalau Somalia 20-30 hari hasil pemilu baru bisa tahu, Amerika Serikat lebih efektif 2-3 hari, di Indonesia lebih efektif lagi sebulan sebelumnya sudah tahu,” ujarnya.
Bahkan, Gatot mengaku prihatin dengan hasil survei dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang menyebut bila terdapat kecurangan dalam pemilu 2024 maka akan terjadi disintergrasi bangsa.
“Di Sumatra itu 90,4 persen apabila kecurangan pemilu terjadi dan aparatur negara, yaitu KPU, Bawaslu, sampai dengan presiden dari Babinsa sampai dengan TNI dan Kapolri mengintervensi maka akan terjadi disintegrasi bangsa,” tuturnya.
“Lebih parah lagi 82,6 persen hasil survei menunjukkan kemungkinan Sumatra merdeka, makanya saya bilang enggak ada reformasi negara enggak bubar, tapi kalau ini kita biarkan negara ini bubar. Jadi saudara sekalian gerakan itu tidak bisa ujug-ujug,” tambahnya.
Maka dari itu, Dia meminta para aktivis pembela demokrasi untuk membuka posko Indonesia siaga di seluruh daerah.
“Di mana pun itu didik mereka bahwa di sini banyak penghianat-penghianat negara yang akan membuat negara ini pecah. Rakyat harus berani teriak itu semua,” katanya.
Lebih lanjut, Gatot menegaskan bahwa demokrasi sudah lahir sejak Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan.
“Rusaknya sudah lebih parah sekarang, saya ingin mengatakan sekarang darurat jika kita tidak bangkit maka negeri ini akan hilang,” tandasnya.
Leave a Reply
Lihat Komentar