Medical Emmergeny Rescue Committee (MER-C) mempertimbangkan untuk memindahkan tempat penginapan relawannya ke daerah Al-Mawasi, Gaza Selatan buntut penutupan Rafah.
Ketua EMT Mer-C Arief Rachman mengaku hal itu berdasarkan saran dari beberapa stake holder di antaranya World Health Organization (WHO).
“Saat ini kami mempertimbangkan untuk memindahkan posisi penginapan relawan berada di lokasi yang lebih aman. Karena saat ini penginapan berada agak dekat ke Rafah Timur,” kata Arief, Rabu (15/5/2023).
Ia menekankan, Rafah Timur merupakan daerah yang pertama kali diinvasi atau diserang oleh pasukan Israel.
Akibatnya, lanjut Arief, beberapa fasilitas kesehatan di sana masuk ke dalam zona merah dan menghambat relawan Mer-c bertugas.
“Akibat dari penyerangan ini, maka rumah sakit Al Najjar dan Emirati masuk ke dalam red zone. Sehingga kemudian teman-teman yang tadinya bertugas di rumah sakit itu tidak bisa bertugas ke situ lagi. Dan hanya bisa bertugas di klinik Tal Sultan saja yang saat ini masih memungkinkan menjadi daerah yang relatif aman,” tuturnya.
Sampai saat ini, pihaknya di sana memberikan perintah kepada relawan untuk tetap berdiam diri di tempat menginapan yang ada sampai situasi mereda.
“Saat ini konsentrasi dari pengungsi baik yang dari Utara, dari Rafah Timur, sebagian Rafah Barat itu saat ini berada di Camp Mawasi. Hanya saja pertimbangannya adalah bahwa di Camp Mawasi ini minim dengan fasilitas. Jadi kalau kita kemudian mencari rumah, guest house itu juga mungkin sudah susah gitu ya,” pungkas Arief.