Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyayangkan aksi anarkis oknum suporter yang menghujani bus Persik Kediri dengan batu saat melawat ke markas Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang pada pekan ke-32 Liga 1 2024/2025, Minggu (11/5/2025).
Dito menuturkan sepak bola Indonesia memang memiliki basis penggemar yang sangat besar. Oleh karena itu, tingginya animo tersebut seharusnya diimbangi dengan sikap dewasa dari para pendukung.
“Ya, itulah yang saya sampaikan bahwa ya ini karena memang ini merupakan olahraga yang memiliki audiens sangat besar. Dan ini berasal dari berbagai macam latar belakang,” kata Dito di Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025).
Dari aksi pelemparan batu itu, Dito berharap para suporter mulai sadar akan pentingnya rasa saling menjaga dan tanggung jawab bersama demi menciptakan suasana yang lebih kondusif.
“Memang ini harus ada kesadaran secara bersama dan saling mengingatkan. Jadi kekompakan itu harus agar bisa saling mengingatkan,” katanya lagi.
Sebelumnya, usai laga berakhir dan Persik berhasil membawa pulang kemenangan 3-0, insiden tak diinginkan justru terjadi. Bus tim Persik dilempari batu oleh sekelompok oknum suporter saat dalam perjalanan keluar dari Stadion Kanjuruhan.
Akibatnya, kaca bus pecah dan sejumlah staf mengalami luka, termasuk pelatih kepala, Divaldo Alves yang terkena serpihan kaca. Mereka yang terluka telah mendapatkan perawatan dari tim medis Persik Kediri.
Suasana mencekam sempat terjadi di dalam bus, dan seluruh pemain serta ofisial panik hingga harus mendapat pertolongan darurat.
“Tentu dari kami menyayangkan kejadian tersebut, apalagi saat ini sedang berbenah. Jujur saja kami kaget,” ucap Manajer Persik Kediri Moch Syahid Nur Ichsan.
Kejadian ini tak hanya mencoreng nilai sportivitas, tapi juga menyayat perasaan karena dilakukan terhadap tim yang sejak awal justru membawa pesan damai.
Lebih miris lagi, insiden ini terjadi pada pertandingan perdana Singo Edan di Stadion Kanjuruhan, setelah sekian lama tidak bermukim di sana.
Derbi Jawa Timur itu jadi laga pembuka usai Tragedi Kanjuruhan, insiden berdarah, pada 1 Oktober 2022 yang menewaskan 135 jiwa.