Ototekno

Butuh Kolaborasi Lintas Pemain Telko Menyongsong Ekonomi Digital

Tantangan ekonomi digital di Indonesia adalah akses internet yang belum merata serta kecepatannya di berbagai daerah. Selain itu, menekan dampak buruk disrupsi digital terhadap bisnis konvensional juga menjadi masalah. Kolaborasi dan sinergi banyak pihak diperlukan untuk mengatasinya.

Koneksi terhadap internet merupakan hal utama yang diperlukan masyarakat untuk bisa menikmati berbagai kemudahan dalam bertransaksi, terutama di daerah-daerah terpencil.

Direktur Telekomunikasi Ditjen PPI Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Aju Widya Sari mengatakan perlunya sebuah terobosan dan inovasi serta sinergi dari penyelenggara operator seluler untuk meningkatkan pemasukannya juga menggenjot ekonomi digital.

“Namun dengan pemasukan yang besar maka pelayanan ke masyarakat juga harus lebih bagus lagi. Misalnya peningkatan kecepatan internet,” ungkap Aju dalam webinar Selular Congres 2022, Rabu (30/3/2022).

Senada dengan Kominfo, Director & CCO XL Axiata David Orcelius Oses menyebut jika penggunaan internet di wilayah Asia ini sangat besar. Meski demikian di Indonesia tidak berimbang dengan kecepatan serta tarifnya.

Hal senada juga Director & Chief Regulatory Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah yang mengatakan ranking pelayanan di Indonesia paling rendah di dunia. “Ini menjadi alarm bagi kita semua. Jadi harus ada kolaborasi antara penyelenggara operator dengan pemerintah sehingga terjadi efesiensi demi pelayanan ke masyarakat,” jelasnya.

Vice President Sales Strategy Telkomsel Adhi Putranto mengatakan kebutuhan internet sudah jadi kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat. “Internet ini sudah sangat vital untuk digitalisasi bagi negara maupun masyarakat maka semuanya harus saling bahu-membahu,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Dosen ITB Ian Yoseph Matheus menyebut adanya perang tarif antara operator yang membuat tarif internet di Indonesia paling murah. “Adanya perang tarif ini, membuat perusahaan operator seluler sendiri yang bakal merugi,” ungkapnya.

Terlepas dari persaingan yang semakin ketat, inovasi bisnis melalui kolaborasi antar pemain diyakini dapat mempercepat langkah-langkah transformasi korporasi di tengah fenomena volatilitas, kompleksitas, ketidakpastian, dan ambiguitas (VUCA) yang saat ini melanda dunia bisnis di Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button