Hangout

Selain Obesitas, Ini Penyebab dari Gagal Jantung

Selain obesitas, penyebab gagal jantung meliputi otot jantung mengalami gangguan, kondisi jantung bawaan, gangguan irama terus menerus menyebabkan otot jantung lelah, serangan jantung, penyakit jantung katup bisa karena umur dan infeksi serta gaya hidup pasif.

Orang dengan gagal jantung tak lagi bisa tidur dalam posisi terlentang, tidak cukup hanya satu bantal melainkan ditopang dengan bantal tinggi atau bersandar pada meja.

“Mereka juga cenderung tidur sambil tengkurap dengan berpenggangan pada meja. Selain itu, pasien pun mengeluhkan kaki bengkak, mudah capek disertai sesak dan berdebar-debar,” kata Dokter spesialis jantung & pembuluh darah dari Universitas Hasanuddin, DR. dr. Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K), dikutip dari antara, Jakarta, Jumat, (19/11/2021).

Antonia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menambahkan pada posisi berdiri sehari-hari pasien umumnya tidak sesak, namun pada malam hari saat hendak tidur, cairan darah yang terkumpul di tungkai karena posisi berdiri begitu tidur menjadi sejajar sehingga darah segera menuju ke jantung dengan mudahnya.

“Itu bagi jantung yang sudah lemah bagaikan tsunami, pasien merasa engap harus cepat-cepat duduk. Salah satu gejala yang mulai mengkhawatirkan, wajib konsul ke dokter,” kata Antonia.

Mereka dengan kondisi gagal jantung umumnya mengalami sejumlah gejala antara lain lemas, tak lagi bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya misalnya semula sanggup naik tangga lantai 3 sekarang hanya 1 lantai saja.

Gejala lainnya, penumpukan cairan di paru sehingga pasien jadi batuk, susah napas padahal tidak ada riwayat sakit paru, selain itu muncul bengkak berupa penumpukan cairan di tungkai bawah mata kaki tungkai paha dan bahkan perut.

Walau begitu, sebagian besar orang tidak menyadari sudah mengalami gagal jantung karena gejalanya tidak selalu muncul.

Agar ini tak terjadi, deteksi dini salah satunya melalui USG jantung disarankan. Selain itu, Anda juga bisa menjalani pemeriksaan biomarker untuk menilai besar risiko, mendeteksi kerusakan otot jantung dan lemah jantung, mendapatkan diagnosis lebih akurat hingga membantu terapi jika memang gagal jantung terdiagnosis.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button