News

Jelang Muktamar, Kepemimpinan Muhammadiyah Diingatkan Harus Kolektif Kolegial

Muktamar ke-48 Muhammadiyah pada 18-20 November 2022 mendatang harus mampu menghasilkan kepemimpinan bercorak kolektif kolegial.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas mengingatkan hal tersebut menjelang pelaksanaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Solo, Jawa Tengah.

“Corak kepemimpinan Muhammadiyah masa depan, selain mementingkan kompetensi dan integritas, juga harus benar-benar bisa mendukung bagi terbentuk dan tegaknya sebuah kepemimpinan kolektif kolegial di mana segala masalah dihadapi secara bersama-sama dengan musyawarah mufakat,” ujar Anwar di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Menurut dia, dengan corak kepemimpinan seperti itu, Muhammadiyah akan mampu berkontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan yang semakin berat.

Tantangan tersebut, di antaranya berkaitan dengan desakan perubahan akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan dalam konstelasi politik dunia, serta potensi terjadinya pergeseran pusat peradaban dan kemajuan dari Barat ke Asia Timur dan Asia Selatan yang di dalamnya termasuk Indonesia.

Berikutnya, ada pula persoalan mengenai dunia yang diperkirakan akan dilanda resesi pada tahun 2023.

“Negeri ini tentu saja akan sulit melepaskan diri dari dampak (resesi), karena ekonomi kita dan juga negara-negara lain telah terintegrasi sedemikian rupa ke dalam ekonomi dunia, sehingga apabila di suatu negara ada masalah, maka dia dengan sendirinya juga akan berpengaruh kepada negara lain, termasuk negara kita indonesia,” ujar Anwar.

Lebih lanjut dia pun menambahkan kepemimpinan yang kompeten, berintegritas, dan bercorak kolektif kolegial juga akan mampu mendorong roda organisasi Muhammadiyah berputar lebih cepat, sehingga kemajuan organisasi itu juga dapat dipercepat.

Selanjutnya, Anwar menilai pula para peserta Muktamar Ke-48 Muhammadiyah harus memikirkan hal-hal yang perlu dilakukan jajaran kepengurusan PP Muhammadiyah untuk masa lima tahun ke depan dalam membantu bangsa dan negara Indonesia menghadapi beragam tantangan yang ada.

“Apabila hal-hal ini bisa terjadi, kontribusi Muhammadiyah bagi kemajuan umat, bangsa, dan negara dalam berbagai aspek serta dimensinya tentu akan bisa didorong dengan lebih baik dan lebih besar lagi,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button