News

Cegah Radikalisme di Kalangan Milenial dengan Seni dan Budaya

Aktivis dan Dosen Universitas Negeri Malang, Muslihati menilai pentingnya mencegah paham radikalisme terhadap masyarakat terutama pada kalangan anak muda atau milenial.

Menurutnya radikalisme di kalangan milenial dapat dicegah sejak dini yang dimulai di lingkungan keluarga.

“Dari rumah ajarkan anak kita tentang literasi keragaman dan multi budaya berbasis keluarga,” kata Muslihati dalam diskusi Jaringan Muslim Madani (JMM) bertajuk Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme,’ Sabtu (19/2/2022).

Menurutnya keragaman bukan hanya dalam agama. Fitrah manusia, sambungnya, juga ditakdirkan beragam. Mulai dari warna kulir, suku, ras, dan golongan.

“Agama kalau Allah kehendaki Islam semua bisa. Tetapi tidak seperti itu mau Allah. Kita ada laki-laki wanita. Banyak keragaman yang membutuhkan respect, toleransi butuh respect, dan keragaman adalah rahmat,” ujarnya.

Cara kedua dalam mencegah pemikiran radikalisme di kalangan anak muda, lanjut Muslihati yaitu
edukasi berbasis sekolah.

“Penelitian Wahid Institute menyatakan kemungkinan teman-teman rohis di SMA diduga bisa menjadi penyubur. Termasuk saya di Badan Dakwah Masjid, bisa menjadi salah satu pintu masuk. Ini yang harus dicegah,” tuturnya.

Muslihati menambahkan, cara selanjutnya yaitu mengembangkan pikiran kritis dan rasa hormat kepada orang lain.

“Kemudian pemanfaatan seni dan budaya sebagi media edukasi. Ini sangat efektf sebagai benteng radikalisme. Media literasi sangat bagus bagi anak-anak kita,” katanya.

Tak hanya itu, ia juga menyarankan kualitas tenaga pendidik perlu ditingkatkan agar dapat membimbing para murid-murid dekat dengan agama.

“Meningkatkan kapasitas pendidik dalam mengajarkan edukasi multibudaya dan pentingnya literasi digital tentang peace dan diversity army,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button