Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan masih ada sekitar 400 Puskesmas di Indonesia yang menghadapi kendala akses internet. Padahal, koneksi internet menjadi elemen penting dalam mendukung program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang mulai berjalan Senin (10/2/2025).
Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes, Setiaji, menyebut masalah ini ditemukan di berbagai daerah, termasuk Kalimantan Timur.
“Tadi di Provinsi Kaltim disebutkan ada sekitar enam Puskesmas yang terdampak. Secara nasional, dari lebih dari 10.000 Puskesmas, sekitar 400 masih mengalami kendala internet,” ujar Setiaji dalam konferensi pers di Kemenkes, Jakarta, Jumat (7/2/2025).
Kolaborasi dengan Komdigi dan Solusi Offline
Untuk mengatasi persoalan ini, Kemenkes menggandeng Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) guna mempercepat penyediaan akses internet bagi Puskesmas yang terdampak.
Selain itu, Kemenkes menyiapkan sistem pencatatan offline, memungkinkan Puskesmas tetap dapat menginput data tanpa koneksi internet. Data yang telah diinput nantinya akan tersinkronisasi dengan sistem pusat saat koneksi tersedia.
“Tanpa internet, Puskesmas bisa melakukan input data secara offline lebih dulu, lalu nanti akan tersinkronisasi dengan database pusat kami,” kata Setiaji.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada dua sistem utama yang digunakan dalam program ini:
- Satu Sehat Mobile – digunakan oleh masyarakat untuk mendaftar layanan skrining kesehatan.
- Sistem Satu Sehat – digunakan oleh tenaga kesehatan untuk menginput dan mencatat hasil pemeriksaan.
Bagaimana Jika Tak Punya Gadget atau Internet?
Layanan CKG umumnya mewajibkan pendaftaran online melalui aplikasi Satu Sehat Mobile atau WhatsApp. Namun, bagi masyarakat yang tidak memiliki ponsel atau akses internet, Kemenkes tetap menyediakan jalur alternatif.
“Masyarakat yang tidak punya HP tetap bisa datang langsung ke Puskesmas dengan membawa KTP untuk mendapatkan layanan gratis,” jelas Setiaji.
Meski begitu, Kemenkes tetap mengimbau masyarakat yang memiliki akses internet agar mendaftar lebih dulu melalui aplikasi atau WhatsApp.
“Tujuannya agar Puskesmas dapat mengatur alur layanan lebih baik dan memastikan tenaga medis siap melayani sesuai jadwal,” pungkasnya.