Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyoroti lemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 16.502 per dolar Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini.
Dia mengatakan krisis ekonomi bisa menyebabkan nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat bisa mencapai Rp20.000.
“Saya belum melihat kemungkinan rupiah akan melemah hingga ke angka Rp20.000 per dolar As. Secara ekonomi, kejadian tersebut hanya bisa disebabkan oleh krisis eksternal seperti krisis Asia tahun 1997/1998,” ujar Huda dihubungi inilah.com, Minggu (23/3/2025).
Dia menjelaskan, jika melihat data saat ini, perekonomian ASEAN ada yang bagus seperti misalnya negara Vietnam dan melemah seperti negara Indonesia. Dia menyebut, masalah ekonomi Indonesia lebih banyak berasal dari internal negara.
Misalnya seperti penerimaan negara yang jeblok, kebijakan program negara yang memerlukan dana besar, hingga politik dalam negeri Indonesia.
“Jikapun melemah, paling mungkin di angka Rp17.000 per dolar AS. Itu pun sudah sangat parah karena akan meningkatkan inflasi impor,” kata dia.
Dia mengatakan, jika rupiah mencapai nilai Rp17.000 per dolar AS dampaknya harga barang impor ataupun barang produksi dalam negeri berisiko tinggi naik.
“Barang-barang yang memerlukan bahan baku dari impor akan lebih tinggi, seperti tempe ataupun tahu. Daya beli masyarakat kita bisa semakin ditekankan,” tegas dia.