China Bangun Stasiun Luar Angkasa dengan Batu Bata dari Tanah di Bulan

Sabtu, 16 November 2024 – 21:43 WIB

Beberapa negara merencanakan membangun stasiun luar angkasa di bulan (Foto: NASA)

Beberapa negara merencanakan membangun stasiun luar angkasa di bulan (Foto: NASA)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Beberapa negara berlomba-lomba membangun stasiun luar angkasa di Bulan. China berupaya membangun pangkalan bulan pertama dengan meluncurkan eksperimen dan pengujian apakah batu bata untuk membangun stasiun dapat dibuat dari tanah Bulan sendiri.

Sampel batu bata akan diluncurkan menggunakan roket kargo menuju stasiun luar angkasa Tiangong milik China, bagian dari misi Beijing untuk menempatkan manusia di Bulan pada 2030 dan membangun pangkalan permanen di sana pada 2035.

Ini adalah tugas yang berat. Struktur apa pun harus mampu menahan sejumlah besar radiasi kosmik, variasi suhu ekstrem, dan gempa bulan. Sementara membawa bahan bangunan ke sana merupakan prosedur yang mahal.

Para ilmuwan dari sebuah universitas di Provinsi Wuhan bagian tengah telah menciptakan serangkaian prototipe batu bata terbuat dari berbagai komposisi bahan yang ditemukan di bumi, seperti basal, yang meniru sifat tanah bulan.

Potongan batu bata tersebut akan menjalani serangkaian pengujian ketat setelah mencapai stasiun luar angkasa Tiangong. “Terutama adalah (pengujian) paparan,” kata Zhou Cheng, seorang profesor di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, Wuhan.

Advertisement

Advertisement

“Sederhananya, kami menaruh (material) itu di luar angkasa dan membiarkannya di sana… untuk melihat apakah ketahanannya, kinerjanya akan menurun di bawah lingkungan ekstrem.”

Suhu di Bulan dapat bervariasi drastis antara 180-190 derajat Celsius. Karena tidak memiliki atmosfer, bulan rentan terhadap radiasi kosmik dan mikrometeorit dalam jumlah besar. Sementara gempa bulan dapat melemahkan struktur apa pun di permukaannya. Percobaan pemaparan akan berlangsung selama tiga tahun, dengan sampel dikirim kembali untuk pengujian setiap tahun.

Berpeluang Berhasil

Tim Zhou mengembangkan prototipe batu bata mereka setelah menganalisis tanah yang dibawa kembali oleh wahana antariksa Chang’e-5 milik China, misi pertama di dunia dalam empat dekade untuk mengumpulkan sampel Bulan. Batu bata hitam yang dihasilkan tiga kali lebih kuat dari batu bata standar, katanya, dan saling terkait tanpa bahan pengikat.

Tim ini juga telah mengerjakan “Lunar Spider”, robot pencetakan 3D untuk membangun struktur di luar angkasa, beberapa di antaranya berbentuk kerucut. “Di masa mendatang, rencana kami tentu saja menggunakan sumber daya yang ada di lokasi, yaitu membuat batu bata langsung dari tanah bulan, lalu melakukan berbagai skenario konstruksi, jadi kami tidak akan mendatangkan material dari Bumi,” kata Zhou.

“Ini adalah hal yang jelas untuk dicoba” karena menggunakan material yang sudah ada di Bulan akan jauh lebih murah, kata Jacco van Loon, seorang astrofisikawan di Universitas Keele di Inggris. “Eksperimen tersebut memiliki peluang keberhasilan yang baik, dan hasilnya akan membuka jalan bagi pembangunan pangkalan bulan,” katanya kepada AFP.

Batu Bata Lego

Beijing tidak sendirian dalam upaya membangun pangkalan bulan pertama. Pos terdepan yang direncanakan China di Bulan, yang dikenal sebagai Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS), merupakan proyek bersama dengan Rusia. Belasan negara – termasuk Thailand, Pakistan, Venezuela, dan Senegal – menjadi mitra dalam inisiatif tersebut, serta sekitar 40 organisasi asing, menurut media pemerintah China.

Amerika Serikat bermaksud menempatkan manusia kembali di Bulan pada 2026 dan kemudian mendirikan stasiun di sana, meskipun program Artemisnya telah mengalami berbagai penundaan. Sebagai bagian dari persiapan AS, para peneliti di Universitas Central Florida sedang menguji batu bata bangunan potensial mereka sendiri, yang dibuat menggunakan printer 3D. Sementara Badan Antariksa Eropa telah melakukan penelitian tentang cara merakit bata berdasarkan struktur Lego.

Topik

BERITA TERKAIT