China Cangkokkan Jantung Artifisial Terkecil pada Bocah 7 Tahun


Seorang bocah laki-laki berusia 7 tahun di China yang menderita gagal jantung stadium akhir menjadi pasien termuda di dunia yang menjalani pemasangan alat bantu biventrikular atau biventricular assist device (BiVAD) dengan suspensi magnetis, jantung artifisial paling kecil dan paling ringan yang ada di pasaran.

Mengutip Xinhua, Rabu (16/4/2025), operasi tersebut –yang dilakukan pada bulan ini di Rumah Sakit Persatuan (Union Hospital) yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Tongji Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China tengah– menandai terobosan yang dapat mengubah pengobatan penyakit jantung pada anak secara global.

Bocah yang menggunakan nama samaran Junjun itu menerima jantung baru yang bobotnya hanya 45 gram dan berdiameter 2,9 sentimeter.

Junjun didiagnosis menderita kardiomiopati dilatasi (dilated cardiomyopathy) pada Mei 2024 dan setelahnya mengalami syok kardiogenik (cardiogenic shock) yang parah.

Tim dokter pun beralih ke jantung artifisial buatan dalam negeri karena kesulitan menemukan donor jantung yang cocok dengan golongan darah O anak laki-laki tersebut.

Dipimpin oleh ahli bedah jantung Dong Nianguo, tim melakukan operasi pencangkokan selama lima jam. Junjun mulai dapat bernapas sendiri keesokan harinya dan fungsi jantungnya terus meningkat.

“Berkat tim dokter, anak kami kini memiliki kesempatan untuk bertahan hidup dan menunggu donor. Begitu peradangannya sembuh, kami bisa pulang ke rumah,” kata ayah Junjun.

Gagal jantung pada anak masih menjadi tantangan kesehatan global. Di China, sekitar 40.000 anak yang mengalami gagal jantung parah dirawat di rumah sakit setiap tahun, dengan 7 hingga 10 persen sangat membutuhkan transplantasi jantung.

Namun, kurang dari 100 transplantasi pada anak dilakukan setiap tahunnya karena jumlah donor jantung yang sangat sedikit.

Jantung artifisial atau alat bantu ventrikel (ventricular assist device/VAD), dapat mendukung fungsi jantung untuk sementara, tetapi model-model yang ada di pasaran dapat menyebabkan kerusakan pada sistem darah atau dirancang khusus untuk orang dewasa.

“Anak-anak bukanlah orang dewasa dengan tubuh yang lebih kecil. Mereka membutuhkan jantung artifisial yang dirancang khusus untuk mereka,” kata tim dokter.

Rumah sakit tersebut menjalin kemitraan dengan Shenzhen Core Medical Technology Co., Ltd. pada 2021 untuk mengembangkan perangkat suspensi magnetis generasi ketiga, yang menawarkan berbagai keunggulan seperti konsumsi daya rendah, masa pakai baterai lebih lama, peningkatan stabilitas untuk pemindahan darurat, dan kendali kecepatan rotasi berpresisi, serta dapat disesuaikan secara waktu nyata (real time) guna memenuhi kebutuhan peredaran darah sang pasien.

“China membuat kemajuan signifikan dalam pengobatan penyakit jantung stadium akhir, berkembang dari ‘pengikut’ menjadi ‘pemimpin’ di bidang-bidang tertentu,” kata Xia Jiahong, direktur utama rumah sakit tersebut.