Pada periode Januari-November 2023 ini, nilai ekspor ke China mencapai 56,56 miliar Dolar AS atau 25,49 persen kontribusi terhadap total ekspor nonmigas Januari – November 2023.
Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah komoditas besi atau baja, lignit, dan batu bara.
Sementara, dua negara tujuan ekspor nonmigas lainnya yang memiliki peran terbesar yakni Amerika Serikat dengan nilai 21,17 miliar Dolar AS atau 9,54 persen dan India 18,45 miliar Dolar AS atau 8,31 persen.
Adapun kinerja ekspor nonmigas ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) pada November 2023 masing-masing tercatat sebesar 3,78 miliar Dolar AS dan 1,29 miliar Dolar AS.
Untuk ekspor nonmigas ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut kontribusinya masing-masing 41,20 miliar Dolar AS atau 18,56 persen dan 15,17 miliar Dolar AS atau 6,84 persen.
BPS juga mencatat kenaikan signifikan terhadap impor komoditas pangan seperti beras, gula, daging dan jagung. “Nilai impor barang konsumsi mengalami peningkatan signifikan baik secara bulanan yaitu 10,53 persen mtm maupun secara tahunan yaitu 19,82 persen yoy,” ujar Pudji.
Secara kumulatif, impor barang konsumsi pada periode Januari-November 2023 mengalami kenaikan 8,16 persen atau USD19,50 miliar. “Peningkatan nilai impor barang konsumsi didorong oleh impor komoditas pangan, yaitu beras, gula, daging jenis lembu, serta jagung,” jelasnya.
Sementara nilai impor pada November 2023 mencapai USD19,59 miliar atau naik 4,89 persen mtm dibandingkan Oktober 2023 yang sebesar USD18,67 miliar.
Adapun untuk neraca perdagangan barang Indonesia mencatatkan surplus senilai USD2,41 miliar. Kinerja ini memperpanjang tren surplus dagang selama 43 bulan secara beruntun sejak Mei 2020.
BPS mencatat hingga November 2023, total volume impor beras yang masuk pasar dalam negeri sebesar 2,53 juta ton dengan nilai USD1,45 miliar. Sedangkan negara tujuan impor didominasi Thailand dan Vietnam.
Sementara itu, untuk gula tercatat telah terjadi volume impor sebesar 4,55 juta ton dengan nilai USD2,54 miliar, yang berasal dari tiga negara utama, yaitu Thailand, Brazil dan Australia.
Kemudian, daging jenis lembu tercatat volume impor mencapai 214,27 ribu ton, dengan nilai USD753,84 juta, berasal dari India, Australia dan Amerika Serikat. Serta, komoditas jagung dengan volume impor 892,08 ribu ton, atau nilai transaksinya mencapai USD276,07 juta, yang berasal dari Argentina, Brasil dan Amerika Serikat.
Leave a Reply
Lihat Komentar