China mengerahkan dua pesawat pengebom jarak jauh H-6 di sekitar Beting Scarborough minggu ini. Ini merupakan langkah terbaru Beijing untuk menegaskan kedaulatan atas atol yang disengketakan di Laut China Selatan.
Dalam gambar yang berasal dari Maxar Technologies menunjukkan dua pesawat di sebelah timur Scarborough Shoal, yang disebut China sebagai ‘Huangyan Dao’. Maxar dalam emailnya kepada Reuters mengatakan pesawat dalam gambar tersebut adalah pengebom H-6. Maxar juga menambahkan bahwa “warna pelangi” yang berada dekat dengan pesawat tersebut dihasilkan saat citra satelit dari objek yang bergerak cepat diproses.
Menurut citra satelit, pengerahan pasukan tersebut, yang tidak dipublikasikan China, dilakukan menjelang kunjungan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth ke Filipina, yang juga mengklaim beting terletak di zona ekonomi eksklusifnya sejauh 200 mil laut.
Dalam kunjungannya ke Manila Jumat (28/3/202%), Hegseth menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat terhadap perjanjian pertahanan bersama dengan Filipina. Ia juga mengatakan tindakan Tiongkok membuat pencegahan diperlukan di Laut China Selatan.
Terkait kehadiran pesawat pengebom baru itu, Peter Layton dari Griffith Asia Institute di Australia mengungkapkan, ini merupakan sinyal bahwa China memiliki militer yang canggih. “Pesan kedua dari para pembom itu bisa jadi adalah Anda (Amerika Serikat) memiliki potensi untuk melakukan serangan jarak jauh; begitu juga kami, dan dalam jumlah yang lebih besar. Jelas bukan kebetulan,” tambahnya.
Atase militer regional mengatakan China telah secara bertahap meningkatkan penempatan pesawat pengebom H-6 ke Laut China Selatan seiring dengan meningkatnya kehadiran militernya, dimulai dengan pendaratan di landasan pacu yang lebih baik di kepulauan Paracel yang disengketakan pada 2018.
Pesawat bertenaga jet H-6 didasarkan pada desain era Soviet tetapi telah dimodernisasi untuk membawa serangkaian rudal antikapal dan serangan darat, serta beberapa mampu meluncurkan rudal balistik berujung nuklir.
Pesawat pengebom tersebut dikerahkan dalam latihan perang pada bulan Oktober di sekitar Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya, dan pada akhir Desember di Scarborough, sebagai bagian dari operasi udara dan laut yang lebih luas oleh Komando Teater Selatan militer China.
Komando tersebut, yang meliputi Laut China Selatan, mengoperasikan dua resimen pembom, kata Institut Internasional untuk Studi Strategis yang berpusat di London.
Padal latihan militer Desember lalu, Kementerian Pertahanan China mengatakan pada saat itu bahwa latihan dimaksudkan untuk “secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional Tiongkok, dan memelihara perdamaian di Laut China Selatan”.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal penjaga pantai China sering bentrok dengan nelayan Filipina di dekat muara atol. Kawasan ini terkadang dicoba diblokir militer China sejak merebut kendali de facto beting tersebut pada 2012.
Bulan lalu, penjaga pantai Filipina menuduh angkatan laut China melakukan manuver penerbangan berbahaya di dekatnya. Pengadilan arbitrase internasional di Den Haag memutuskan pada 2016 bahwa klaim China tidak memiliki dasar hukum, tetapi Beijing menolak keputusan tersebut.