Citra Sederhana Bashar al-Assad Hancur, Kekayaannya yang ‘Wah’ Terbongkar


Selama bertahun-tahun, Bashar al-Assad dan keluarganya dengan hati-hati membangun citra pemimpin Suriah sebagai sosok yang sederhana. Dokter mata itu tidak memamerkan kemewahan berlebihan seperti yang dimiliki diktator Arab lainnya seperti Muammar Gaddafi atau Saddam Hussein.

Pencitraan ini merupakan bagian dari kampanye hubungan masyarakat rumit yang dirancang untuk menjauhkan Assad dari tuduhan korupsi dan elitisme, bahkan saat rezimnya terlibat dalam penindasan brutal terhadap rakyatnya.

Namun setelah kejatuhannya pada 8 Desember, citra yang dibangun dengan hati-hati itu telah runtuh. Kekayaan Assad yang sebenarnya terungkap dengan gambaran nyata yang sangat berbeda.

Mobil Mewah dan Merek Kelas Atas

Assad dan keluarganya melarikan diri dari Damaskus saat menghadapi kemajuan besar pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sekaligus menandai runtuhnya kekuasaan selama 51 tahun. Saat keluarga itu mencari perlindungan di Moskow, perhatian beralih pada apa yang mereka tinggalkan.

Gambar-gambar dari istana presiden yang kini kosong mengungkap perbedaan mencolok antara kesederhanaan Assad dan kenyataan mewahnya kekayaan pribadinya. Ruangan yang dulunya dihiasi dinding berlapis emas dan perabotan mahal dijarah. Rekaman menunjukkan orang-orang membawa karpet merah dan barang-barang mewah, termasuk tas Dior.

Barang rampasan yang ditinggalkan bukan hanya harta benda, tetapi juga koleksi aset mengejutkan yang tersembunyi di seluruh dunia. Di antara barang-barang tersebut terdapat koleksi mobil mewah kelas atas termasuk Ferrari F50 langka, Lamborghini Diablo, dan Rolls-Royce, serta berbagai properti luas termasuk jaringan bisnis yang tersebar di Timur Tengah dan sekitarnya.

Investigasi mengungkapkan bahwa keluarga Assad kemungkinan menguasai aset sekitar US$16 miliar, termasuk 200 ton emas dan miliaran euro. Jumlah ini setara dengan anggaran nasional Suriah selama hampir tujuh tahun, berdasarkan data tahun 2023.

Laporan lain menunjukkan bahwa kekayaan bersih keluarga Assad bisa mencapai US$2 miliar, meskipun angka ini sulit diverifikasi karena rumitnya struktur keuangan yang mereka kelola.

Laporan tahun 2022 oleh Departemen Luar Negeri AS mencatat bahwa rezim Assad menjalankan ‘sistem patronase yang kompleks’ berupa perusahaan cangkang, kepemilikan real estat, rekening luar negeri yang dirancang untuk menyembunyikan kekayaan mereka dan menghindari sanksi.

Banyak dari aset ini diyakini disembunyikan di Eropa, dengan sebagian besar terikat pada properti mewah di London, Moskow, dan Dubai. Investigasi pada 2016 oleh The New Arab  berdasarkan Panama Papers mengungkapkan bahwa keluarga Assad menggunakan perusahaan lepas pantai untuk menghindari sanksi internasional.

Dalam satu contoh, istri Assad, Asma, diketahui telah memesan barang-barang mewah senilai ribuan pound, termasuk perhiasan desainer, sementara jutaan warga Suriah menghadapi kelaparan di bawah taktik pengepungan brutal rezim tersebut.

Kerajaan keuangan keluarga Assad juga meluas ke sektor-sektor utama seperti telekomunikasi, real estat, minyak, dan perbankan, mengendalikan aset sekitar £45-95 miliar, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.