Nelayan di Kabupaten, Jawa Timur memilih tidak melaut dan menambatkan perahunya sejak sepekan terakhir karena cuaca ekstrem angin kencang disertai hujan dan gelombang laut tinggi dan mereka bekerja sampingan.
Salah seorang nelayan di Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, Susanto mengaku tidak berani mencari ikan di tengah laut karena gelombang tinggi dan angin cukup kencang.
“Kalau sudah cuaca seperti ini, tidak ada nelayan yang berani melaut. Selain gelombang tinggi, angin cukup kencang dan ditambah hujan, terlalu berisiko bagi kami para nelayan,” katanya, Sabtu (1/2/2025).
Menurutnya, selama cuaca tidak bagus untuk mencari tangkapan ikan, sebagian besar nelayan di Situbondo bekerja sebagai kuli bangunan, buruh tani dan pekerjaan sampingan lainnya.
“Tapi ada sebagian juga nelayan tidak bekerja alias menganggur, karena mereka hanya bisa bekerja sebagai nelayan.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Situbondo AKP Gede Sukarmadiyasa mengatakan selama cuaca ekstrem, anggotanya terus memberikan imbauan kepada para nelayan dari ujung barat perbatasan Situbondo-Probolinggo hingga ujung timur perbatasan Situbondo-Banyuwangi.
“Kami rutin menyambangi nelayan dan mengimbau agar mereka tidak melaut karena cuaca sedang tidak bersahabat. Angin cukup kencang, dan mengancam keselamatan nelayan,” pungkasnya.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Februari, karena itu nelayan diharap untuk waspada dan memperhatikan cuaca saat melaut.