Ribuan massa yang tergabung dalam Studi Demokrasi Rakyat (SDR) menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2024) siang.
Mereka menagih janji KPK untuk menjadikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi impor beras.
“Aspirasi Studi Demokrasi Rakyat belum ditindaklanjuti oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam hal menetapkan tersangka Kepala Bapanas RI Arief Prasetyo Adi,” ujar salah satu orator di mobil komando.
SDR curiga ada jual beli perkara antara lembaga antirasuah dengan Arief Prasetyo, sehingga kasus yang dilaporkan pada bulan Juli 2024 lalu tersebut tak kunjung naik ke tahap penyidikan hingga saat ini.
“KPK bukan lagi lembaga reformasi yang mempunyai tugas dalam tindak pidana korupsi kawan kawan. KPK hari banyak lobi-lobi Gedung Merah Putih banyak pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi tidak naik penyidikan,” ucap salah satu orator.
Mereka akan terus menggelar aksi lanjutan hingga KPK menetapkan Kepala Bapanas sebagai tersangka.
“Kami akan mengawal terus hingga kepala Bapanas ditersangkakan KPK,” kata salah satu orator.
![demo bapanas](https://i0.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/10/20241017_113746_e33e7fbcbd.jpg)
Berdasarkan pantuan Inilah.com, aksi dimulai pada pukul 11.00 WIB. Massa aksi terdiri dari anak muda, bapak dan ibu-ibu ini melakukan longmarch dari depan Hotel Royal Kuningan ke Gedung Merah Putih KPK sembari menyanyikan lagu Buruh Tani.
Massa aksi membawa sejumlah spanduk bergambar Arief Prasetyo Adi bertaring drakula. “Pemberantasan korupsi era Prabowo di mulai, jika Arief Prasetyo Adi dijadikan tersangka,” tulis salah satu spanduk.
Terlihat puluhan polisi berseragam lengkap berjaga disekitar Gedung Merah Putih untuk mengamankan aksi.
Kepala Bapanas Dilaporkan ke KPK
Sebelumnya, Studi Demokrasi Rakyat (SDR) melaporkan adanya dugaan mark up (selisih harga) impor 2,2 juta ton beras senilai Rp2,7 triliun serta kerugian negara akibat demurrage impor beras senilai Rp294,5 miliar. Sehingga totalnya nyaris Rp3 triliun.
Direktur Eksekutif SDR, Hari Purwanto mendesak KPK segera memeriksa Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi serta Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi.
“Kami berharap laporan kami dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk Ketua KPK dalam menangani kasus yang kami laporkan,” kata Hari ketika melaporkan kasus dugaan korupsi impor beras di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2024).
Berdasarkan data yang diperoleh Hari, terdapat perusahaan Vietnam bernama Tan Long Group yang memberikan penawaran harga untuk beras sebanyak 100.000 ton.
“Ada perusahaan Vietnam bernama Tan Long Group yang memberikan penawaran untuk 100.000 ton beras. Harganya 538 dolar AS per ton dengan skema FOB, dan 573 dolar AS per ton dengan skema CIF,” tuturnya.
Namun, lanjut Hari, harga realisasi impor beras jauh di atas harga penawaran. Dibandingkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras pada Maret 2024 sebanyak 567,22 ribu ton. Nilainya mencapai 371,60 juta dolar AS.
![korupsi Bapanas](https://i0.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/10/20241017_111644_0_18594ed8bf.jpg)
Dari data di atas bisa dengan mudah dihitung berapa harga beras impor milik Perum Bulog. Didapatkan harganya 655 dolar AS per ton. Lebih mahal sekitar 82 dolar AS per ton ketimbang penawaran Tan Lon Group sebesar 573 dolar AS per ton berskema CIF.
“Sehingga total selisih harga sekitar 180,4 juta dolar AS. Jika menggunakan kurs Rp15.000 per dolar AS, nilainya setara Rp2,7 triliun. Itu dugaan korupsi dari mark up impor beras,” bebernya.
Sedangkan menyoal kerugian negara akibat demurrage pelabuhan impor beras senilai Rp294,5 miliar, terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pada pertengahan hingga akhir Juni 2024.
Dikabarkan, kasus dugaan korupsi impor beras yang menyeret Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Bayu Krisnamurthi telah naik ke tahap penyelidikan. Hal ini dibenarkan salah satu satu Direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Sudah (kasus dugaan korupsi impor beras yang menyeret Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi telah naik ke tahap penyelidikan),” kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya ketika dihubungi Inilah.com, Minggu (4/8/2024).