Gelandang asal Jepang, Daichi Kamada, membuka cerita di balik keputusannya meninggalkan Lazio setelah hanya satu musim dan memilih untuk bergabung dengan Crystal Palace di bawah asuhan Oliver Glasner.
Kamada, yang nyaris bergabung dengan Milan pada transfer bebas tahun lalu sebelum kepergian mendadak Paolo Maldini membuat kesepakatan tersebut gagal, akhirnya memilih untuk menandatangani kontrak satu tahun dengan opsi perpanjangan tiga tahun di Roma.
Selama musimnya di Lazio, Kamada mengalami kesulitan untuk memperlihatkan performa terbaiknya dan enggan mengaktifkan klausul perpanjangan kontraknya. Ia memutuskan untuk hengkang dengan status bebas transfer, dan bergabung kembali dengan mantan pelatihnya di Eintracht Frankfurt, Glasner, di Crystal Palace dengan kontrak dua tahun.
Berbicara dalam sebuah wawancara di YouTube yang dilansir oleh TMW, Kamada pertama kali mengungkapkan kesulitannya selama berseragam Lazio.
“Klub tidak memulai musim dengan baik. Saya tidak bermain di posisi yang tepat, kami kalah dalam dua pertandingan pertama setelah sebelumnya finis kedua. Saya mencetak gol melawan Napoli, tapi itu tidak cukup. Harapan sangat tinggi.”
“Segala sesuatunya tidak berjalan baik, dan setiap kesalahan menjadi keluhan. Jika hasilnya buruk, itu menjadi kesalahan saya. Meskipun performa saya di bawah rata-rata, yang memang benar, saya dicap medioker. Harapan tinggi, musim tidak berjalan baik, dan media sangat keras terhadap kami,” jelas Kamada.
Dia juga menambahkan bahwa ketika ia mulai bermain lagi dan menunjukkan kemampuannya, orang-orang menyebutnya fantastis, tetapi jika ia membuat kesalahan, ia akan dikritik habis-habisan.
“Saya rasa saya sudah terbiasa dengan Italia… Ketika Lazio kalah, seolah-olah para penggemarnya ingin mati… Hal ini tidak terjadi di Premier League. Ketika Lazio menang, sangat mengesankan mendengar sorakan dari penonton, mungkin itulah mengapa saya seharusnya bermain lebih maju di lapangan.”
Kamada juga menekankan bahwa keputusannya untuk pindah tidak didasarkan pada alasan finansial.
“Di Crystal Palace saya mendapatkan jumlah yang sama dengan yang saya dapat di Lazio. Di Italia, ada masalah pajak besar, Anda harus menghitungnya dengan baik. Lazio membayar pemainnya dengan baik dan memang mereka tinggal di Roma selama bertahun-tahun. Mereka tidak berada di enam besar liga secara kebetulan,” tutup Kamada.