Jumat, 1 November 2024 – 22:37 WIB
Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (1/11/2024).(Foto: Antara/HO-Divisi Humas Polri).
Bareskrim Polri membongkar 80 kasus peredaran narkoba sepanjang September-Oktober 2024. Perputaran duitnya luar biasa.
Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada menyebut, total nilai transaksi dari tiga jaringan narkoba yang berhasil diberangus Mabes Polri, mencapai Rp59,2 triliun.
Wahyu menyebut total itu berdasarkan hasil analisis keuangan dari Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK). “Perputaran uang dan transaksi dari tiga jaringan narkoba tersebut mencapai Rp59,2 triliun,” kata Wahyu saat konferensi pers di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (1/11/2024).
Adapun, pihak kepolisian berhasil mengamankan 3 jaringan narkoba, salah satunya dikendalikan gembong narkoba Fredy Pratama. Yakni, jariangan FP yang beroperasi di 14 provinsi. Meliputi Sumatra Utara, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Advertisement
Kedua, jariangan HS yang beroperasi di 5 provinsi meliputi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Bali.
Ketiga, jaringan H yang dikendalikan 3 bersaudara berinisial HDK, DS dan TM, yang beroperasi di Provinsi Jambi.
Adapun rinciannya, jaringan FP mengendalikan narkoba senilai Rp56 triliun, jaringan HS senilai Rp2,1 triliun, kemudian jaringan H senilai Rp1,1 triliun.
Dari hasil penangkapan, Mabes Polri berhasil menyita barang bukti berupa sabu sebanyak 1,07 ton, ganja 1,12 ton, serta ekstasi sebanyak 357.731 butir.
Khusus ekstasi terdiri dari pil happy five sebanyak 6.300 butir, ketamine 932,3 gram, double LL 127.000 butir, kokain 2,5 kilogram (kg).
Kemudian tembakau sintetis seberat 9.064 gram, hasis seberat 25,5 kg, MDMA sebesar 4.110 gram, mepherdrone 8.157 butir dan happy water seberat 2.974,9 gram.