Ototekno

Dear Pak Johnny G Plate, Internet Indonesia Masih yang Terlelet di Asia Tenggara

Isu kecepatan internet sudah menjadi tugasnya Johnny G. Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika yang Presiden Jokowi lantik 2019 lalu menggantikan Rudiantara.

Dalam sejumlah kesempatan, Politisi dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini selalu menjanjikan kecepatan internet di Indonesia demi mewujudkan Indonesia untuk makin terkoneksi secara digital.

Berbagai aksi dilakukan Menteri Johnny, seperti upaya Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024. Selain itu ada juga pemerintah digital, ekonomi digital dan masyarakat digital, hingga menghadirkan 5G di frekuensi 2.300 Mhz.

Hasilnya, sejumlah lembaga independen internasional seperti Speedtest Global Index selalu mencatat urusan kecepatan internet di Indonesia dalam posisi nomor dua buncit di Asia Tenggara untuk kabel dengan rata-rata kecepatan 20,20 Mbps dan untuk kecepatan Mobile paling bawah dengan speed 16,36 Mbps ini tak berubah dari tahun lalu.

Menanggapi hal itu Pengamat TI dari ICT Institute Heru Sutadi mengungkapkan jangan terlalu berharap ekonomi digital maksimal sebagai misi dari pemerintah karena menurutnya jika ingin menjadi negara besar bilamana infrastruktur digital tidak adanya perbaikan dan percepat pemenuhannya hingga ke pelosok akan sulit terpenuhi.

“Sebab kita sudah terlambat ini. Harusnya semua sudah selesai tuntas dan merdeka sinyal pada 2020, termasuk peningkatan talenta digital, keamanan siber dan keamanan data,” tutur Heru kepada Inilah.com, Rabu (9/3).

Ditambahkan Mantan Komisoner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dua periode tersebut Kominfo perlu ditransformasi bahkan direvolusi agar mengimbangi gerak langkah besar Presiden dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masyarakat mendukung ekononi digital.

“Tidak bisa kerja biasa-biasa saja, harus ada percepatan dan transformasi nyata bukan hanya workshop,” Kata Heru.

Solusi Satelit untuk internet cepat

Sementara itu menurut Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi, Kamilov Sagala menjelaskan agak sulit untuk internet Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN lain. Sebab, ia menilai tak adil menyamakan geografis Indonesia seperti Kamboja dan Laos karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan banyak perbukitan membuat tidak semua titik bisa dijangkau jaringan telekomunikasi berbasis kabel serat optik jadi butuh banyak peningkatan dari segi frekuensi bahkan Satelit.

“Kalau itu dijadikan urutan terendah sebenarnya kuncinya adalah kita memang negara yang luar biasa geografinya ada gunung ada begitu banyak pulau terpisah dan untuk membuat masih terbatas harus ditingkatkan kedalaman spesifikasi tidak harus kabel utuk melakukan kesiapan infrastruktur yang bagus dengan frekuensi dan satelit kita terbatasnya itu,” jelas Kamilov melalui pesan suara kepada Inilah.com, Rabu (9/3).

Kamilov juga menyarankan para pelaku industri Telekomunikasi bersinergi menggunakan teknologi satelit bersama dengan kapasitas internet yang besar dan cepat untuk potensi jangkauan yang lebih luas.

“Apakah nanti bisa melalui BAKTI atau USO seperti yang dilakukan Elon Musk dalam meningkatan kecepatan internet dengan menggerakan Satelit orbit bumi rendah (Low Orbit),” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button