Defisit anggaran AS membengkak US$366,8 miliar (sekitar Rp5.857 triliun) pada November 2024. Hal ini disampaikan oleh Departemen Keuangan AS dalam laporannya yang dirilis Rabu (11/12/2024).
Angka ini 17 persen lebih tinggi dari November 2023. Pelebaran defisit terjadi meskipun penerimaan negara mencapai US$301,8 miliar (sekitar Rp4.819 triliun), atau US$27 miliar (sekitar Rp431,2 triliun) lebih banyak daripada November tahun lalu.
Di sisi lain, pengeluaran negara AS mencapai US$668,5 miliar (sekitar Rp10.675 triliun), atau hampir US$80 miliar (sekitar Rp1.277 triliun) lebih banyak dari tahun lalu.
“Dengan adanya peningkatan defisit pada November ini, utang nasional AS mencapai US$36,1 triliun (sekitar Rp576.472 triliun) menjelang akhir bulan Desember 2024,” tulis laporan itu, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (12/12/2024).
Meskipun The Fed telah memberlakukan dua kali pemotongan suku bunga sejak September dengan total tiga perempat poin persentase, beban bunga terus menjadi penyumbang utama defisit. Beban bunga bersih mencapai US$79 miliar (sekitar Rp1.261 triliun) pada November 2024, sehingga membuat total beban bunga menjadi US$160 miliar (sekitar Rp25.555 triliun) untuk tahun fiskal 2025.
Jumlah tersebut melampaui semua pengeluaran lainnya kecuali Jaminan Sosial, Medicare, pertahanan, dan perawatan kesehatan.
Departemen Keuangan AS memperkirakan akan membayar US$1,2 triliun (sekitar Rp19.162 triliun) tahun ini sebagai total bunga atas utang.