Deflasi 5 Bulan Beruntun dan Anjloknya Kelas Menengah Jadi Pikiran Mendag Zulhas


Turunnya jumlah masyarakat kelompok menengah sebanyak 9,5 juta jiwa dan deflasi lima bulan berturut-turut, ternyata menjadi atensi khusus Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.

Dia berharap, pemerintahan baru yang dipimpin Prabowo Subianto bisa menciptakan program stimulus untuk menyelamatkan kelompok menengah termasuk petani. Bantuan untuk kelas menengah dan petani, harus segera digelontorkan.  Untuk mengatasi deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

“Ya, tentu pemerintahan yang akan datang. Ini waktunya pendek, tinggal sedikit lagi. Jangka pendek kita harus menggelontorkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk  membantu kelas menengah yang kemarin turun,” ujar Mendag Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan di Tangerang, Banten, Rabu (9/10/2024).

Apakah bantuan ke kelas menengah berupa bantuan sosial (bansos), atau KUR, atau semacam stimulus atau asuransi bagi kelas menengah yang turun. Tentu nanti pemerintah baru yang akan memberikan.

Dirinya juga berharap pemerintahan baru dapat memberikan bantuan ke para petani di tengah terjadinya situasi deflasi.

Ketua Umum (Ketum) PAN ini, menyampaikan, situasi deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut memberatkan para pedagang dan petani.

“Memang saya keliling ke mana-mana pasar, deflasi lima bulan ini berat bagi pedagang-pedagang, petani cabai, bawang itu rugi. Kalau terlalu murah itu risikonya langsung kolaps. Kalau telur terlalu murah, ayam terlalu murah, orang itu langsung bangkrut, tidak ada penolong. Tapi kalau harga tinggi, itu bisa ditekan. Ada dana dari bupati, gubernur. Inflasi naik, bisa diatasi. Tapi kalau kolaps, bangkrut,” terangnya.

Saat ini, kata Mendag Zulhas, daya beli masyarakat Indonesia sedang mengalami pelemahan yang luar biasa dalam. “Ini memang satu, supply-nya karena peralihan musim hujan musim panas, produksinya cukup. Kedua, memang harus kita akui daya beli agak turun. Harus kita akui,” katanya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan deflasi September 2024 sebesar 0,12 persen (month-to-month/mtm) yang melanjutkan tren deflasi selama lima bulan berturut-turut dipengaruhi oleh penyesuaian pada sisi suplai pangan.

Tren deflasi telah terjadi sejak Mei 2024 dan terus berlanjut hingga September. Catatan deflasi September 2024, secara historis, menjadi deflasi terdalam bila dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, deflasi dalam lima bulan terakhir secara umum disumbang oleh penurunan harga komoditas bergejolak (volatile food).