Market

Demi Inflasi 3,7 Persen, BI Siap Kerek Suku Bunga Acuan Tanpa Batas

Untuk kendalikan inflasi, Bank Indonesia (BI) siap mengerek naik suku bunga acuan tanpa batas. Yang penting inflasi 2023 terjaga di bawah 4 persen. Ironisnya, tingginya suku bunga beresiko terhadap perekonomian nasional.

Mulai Kamis (19/1/2023), BI kembali mengerek naik suku bunga acuan menjadi 5,75 persen. Agar inflasi 2023 bisa terjaga di bawah 4 persen. Lebih baik ketimbang 2022 yang menjulang hingga 5,51 persen. Jauh di atas target maksimal 4 persen.

Gubernur BI, Perry Warjiyo menerangkan, proyeksi inflasi 2023 bisa di bawah 4 persen, berpatokan kepada tren inflasi 2022. Turun lebih cepat dari perkiraan, pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September 2022.

“Penurunan inflasi 2023 didorong kenaikan suku bunga acuan BI, stabilitas nilai tukar rupiah, gerakan nasional pengendalian inflasi (GNPI), dan koordinasi yang erat antara BI dan pemerintah,” papar Perry, Jakarta.

Dia bilang, BI meyakini inflasi inti berada di kisaran 3 persen plus-minus 1 persen di semester I-2023. sementara inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023.

“Ke depan bagaimana? Kami perkirakan inflasi inti paruh pertama 2023, akan lebih rendah dari 4 persen. Bahkan perkiraan kami, tidak akan lebih tinggi dari 3,7 persen,” kata Perry.

Berdasarkan data BI, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2022 melonjak menjadi 5,95 persen yoy akibat kenaikan harga BBM. Kemudian turun pada Oktober dan November menjadi 5,71 persen dan 5,42 persen lalu kembali naik di Desember menjadi 5,51 persen. Inflasi pada 2022 itu, jauh lebih rendah dari prakiraan sesuai dengan consensus forecast 6,5 persen (yoy).

Demikian pula inflasi inti sebesar 3,36 persen (yoy), jauh lebih rendah dari prakiraan BI sebesar 4,61 persen (yoy). Oleh karena itu, BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen pada Januari 2023 untuk memastikan inflasi inti tetap berada di kisaran 3 plus-minus 1 persen pada Semester I 2023 dan inflasi indeks harga konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3 plus-minus 1 persen pada semester II 2023.

Adapun kenaikan suku bunga acuan ini merupakan kenaikan keenam kalinya sejak Agustus 2022 dengan total kenaikan 225 bps. “Dengan 225 bps yang kami lakukan secara kumulatif ini, inflasi inti pada semester I-2023 kami bisa pastikan akan di bawah 4 persen bahkan tidak akan lebih dari 3,7 persen. Inflasi IHKnya setelah September akan kembali di bawah 4 persen,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button