Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap mengunjungi Jawa Tengah (Jateng) belakangan ini dinilai terkait kepentingan politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini menyangkut upaya menguasai Jateng demi memenangkan pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di pilpres.
“Jokowi selama ini sudah tiga kali ke Jateng dan ke kabupaten yang berbeda. Kemarin saya baca (berita) wah itu nauzubillahi minzalik manuver politiknya Jokowi, misalnya dia bagi beras yang saya rasa 10 kilogram per karung di tambah sembako yang lain, itu untuk warga,” kata Pengamat Politik Ikrar Nusa Bakti secara virtual dalam diskusi bertajuk ‘Anomali Perilaku Pemilih Pemilu 2024 dan Perbedaan Hasil Lembaga Survei’, Rabu (24/1/2024).
Ikrar menjelaskan, Jokowi memang kerap membagikan bansos saat berkunjung ke wilayah Jateng yang sejauh ini masih dikenal sebagai kandeng banteng. Dengan kata lain, Jateng merupakan basis pendukung PDIP yang notabene mendukung pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Padahal, ujad Ikrar melanjutkan, bansos yang dibagikan Jokowi juga tak tepat sasaran. Pasalnya, bantuan diberikan kepada warga yang jika dilihat secara teliti tak layak untuk diberikan bansos.
Lebih lanjut, Ikrar juga menyoroti pertanyaan Jokowi kepada BNPB mengenai petani gagal panen yang layak mendapatkan bantuan.
“Dan Anda tahu besarannya itu tidak kira-kira, maksud saya Rp100-120 juta per kelompok petani. Pertanyaan saya, apakah ini kelompok tani yang cuma ada di wilayah yang dia kunjungi di Jateng itu, atau kelompok tani secara keseluruhan?,” ucap dia.
Ikrar mengingatkan, kelompok tani tak hanya terdapat di Jateng saja. “Kenapa saya mengatakan demikian? Karena tampaknya, ini asumsi saya, Jokowi ini lagi mati-matian untuk merebut Jateng dari tangannya PDIP dan khususnya Ganjar-Mahfud,” ujar Ikrar.
“Dan Anda juga jangan main-main, perlu dipantau juga benar tidak presiden itu menggunakan cadangan beras nasional, dibagi-bagi untuk kemudian seakan-akan itu adalah memberi bansos, tapi saya yakin seyakin-yakinnya bahwa itu adalah bagian dari politik uang untuk membeli suara,” kata Ikrar menegaskan.
Dia pun berpesan agar publik harus memantau berbagai manuver politik yang dilakukan oleh Jokowi.
“Itu lah teknik-teknik yang digunakan oleh Jokowi untuk secara membabi-buta, untuk membantu putra sulungnya agar memenangi pemilu 2024,” ujar Amin.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan capres-cawapres peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Selain itu, KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Selanjutnya, pemungutan suara pada 14 Februari 2024.
Leave a Reply
Lihat Komentar