Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menegaskan, proses pembelian tiket masuk kawasan Gunung Bromo telah sepenuhnya menggunakan sistem pemesanan daring sejak 1 Oktober 2019.
Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha di Kota Malang, Jawa Timur, mengatakan, sistem pemesanan tiket daring juga telah rutin dilakukan kepada paguyuban jip, pelaku jasa wisata, perizinan berusaha pengusaha sarana jasa lingkungan wisata alam (PBPSWA), hingga instansi terkait.
“Kami BB TNBTS telah menerapkan booking online sejak 1 Oktober 2019 sehingga setiap pengunjung perorangan maupun menggunakan jasa wisata wajib membeli tiket dengan cara online,” kata Rudi.
Pernyataan Rudi tersebut sekaligus menyikapi adanya protes yang dilayangkan oleh para sopir jip wisata di loket kawasan pintu masuk Gunung Bromo, di Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (4/5).
Kejadian tersebut, kata Rudi, berimbas pada munculnya kemacetan di jalur tersebut, lantaran banyak pengunjung yang masih belum membeli tiket sesuai prosedur.
Padahal, lanjutnya, pembelian tiket lumrahnya memang dilakukan melalui operator tur atau operator jip.
“Kemudian kami pada 28 April 2025 sudah menyosialisasikan dan berdiskusi dengan tur operator di Visitor Center Cemorolawang. Salah satu kesepakatannya QR Code booking online dipegang oleh masing-masing pengemudi jip,” ucapnya.
Terkait kronologi kejadian itu, Rudi menyatakan bahwa pada sekitar pukul 06.30 WIB terdapat 144 jip dari beberapa dari beberapa operator tur akan masuk ke pintu pemeriksaan.
Kemudian, dari jumlah itu terdapat 92 pengemudi jip belum melakukan pemesanan tiket secara daring.
“Petugas meminta 92 kendaraan melakukan pemesanan tiket di tempat, kondisi ini menimbulkan kemacetan di pintu penjagaan tiket,” ujarnya.
Kemacetan semakin diperparah dengan adanya arus jip yang akan keluar dari kawasan Gunung Bromo.
Kemudian dari situ lah beberapa tur leader, pengemudi jip, dan perwakilan agen mulai mendatangi petugas BB TNBTS di loket itu untuk menyampaikan keluhan terhadap situasi yang ada.
“Mereka mengerumuni, mendorong, dan melontarkan kata kasar kepada petugas. Patut diduga ada oknum yang memperkeruh situasi,” kata dia.
Tak hanya itu, beberapa pengemudi jip dan perwakilan agen juga diduga masuk ke dalam Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I untuk mencari Kepala Bidang Wilayah I.
“Karena tidak menemukan yang bersangkutan mereka diduga melakukan perusakan terhadap inventaris kantor SPTN, termasuk mengambil kunci kendaraan roda empat BB TNBTS. Patut diduga ini sudah terencana,” ucapnya.
BB TNBTS, kata Rudi, secepatnya akan melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib.”Terhadap perusakan, pencurian aset, dan intimidasi kepada petugas, kami segera melaporkannya,” katanya.