News

Depo Plumpang dan Permukiman Tak Perlu Relokasi, Pemerintah Cukup Revitalisasi

Pemerintah diminta lakukan revitalisasi Depo Pertamina Plumpang. Opsi relokasi tidak relevan mengingat keberadaan Depo Pertamina ini sangat strategis, masih berada di dalam satu kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, mempermudah jalur distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke wilayah Jabodetabek.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mengatakan kejadian ini sejatinya merupakan kesempatan untuk bisa membuktikan bahwa pemerintah mampu melakukan revitalisasi yang lebih manusiawi.

“Saya pikir saatnya kita membuat wajah Tanjung Priok tidak babak belur. Kita buatkanlah Tanjung Priok sebagai front stage, depan bagi pelabuhan internasional. (Sehingga) menunjukkan inilah Jakarta yang manusiawi, Jakarta yang tertata maju,” terang Yayat di Jakarta, dikutip Jumat (10/3/2023).

Ia khawatir bila opsi pemindahan lokasi Depo Pertamina bisa jadi penghambat jalur distribusi. Pasalnya, lokasi yang sekarang sudah sangat mendukung, mengingat posisinya berada persis di pinggir jalan tol.

“Apalagi kalau dipindahkan ke pulau reklamasi buat jalan lagi. Jadi kita bukan sekedar memindahkan. Mari kita berpikir bagaimana sesuatu aset itu bukan sekedar tempat, tapi punya nilai strategis dalam distribusi barang dan sebagainya,” lanjutnya.

Terkait revitalisasi permukiman sekitar Depo Pertamina Plumpang, Yayat usul agar di sekitar Depo Pertamina dibangunkan sebuah rumah susun untuk pengganti tempat tinggal para korban dan warga setempat. Hal ini dinilainya lebih mungkin dilakukan, ketimbang memindahkan pemukiman dengan konsep rumah tapak.

“Kalau misalnya ada aset tanahnya masih kosong, bisa dipergunakan dari 81 hektare, kan bisa ditanya Anda punya sertifikat tidak. Kalau punya dari mana asalnya. Namanya BPN (Badan Pertanahan Nasional) tidak pernah mengeluarkan sertifikat di atas tanah sengketa, buktikan dimana-mana! Jadi kalian tinggal hitung aset siapa yang akan kita bangun untuk kita tata,” jelas Yayat.

Yayat pun mencontohkan bagaimana pemerintah telah pernah sukses dalam hal revitalisasi pemukiman warga sekitar Pasar Gembrong, yang sempat terbakar beberapa waktu lalu kemudian para warga dipindahkan ke rusun.

“Saya mengusulkan bagi korban kebakaran yang tidak punya rumah, kalau ada rusun tempatkan di rusun. Kalau misalnya tidak ada tempat, carikan kontrakan selama setahun atau enam bulan. Kemudian di data siapa yang betul-betul pemilik aset, siapa yang ngontrak. Jadi data itu mendukung perencanaannya,” pungkas Yayat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button