Hangout

Depresi jadi Sebab Rudy Salam Meninggal, Kenali 6 Jenisnya yang Bisa Ganggu Produktivitas

Ada banyak jenis depresi yang perlu diketahui. Depresi menjadi sebab Rudy Salam meninggal dunia. Rudy Salam sebelum meninggal ternyata mengidap depresi selama tujuh tahun. Lantas apa saja jenis-jenis depresi yang banyak menyerang seseorang?

Depresi  ialah salah satu masalah kesehatan mental yang paling mudah menyerang seseorang. Selain mengganggu produktivitas, depresi juga dapat merugikan orang-orang di sekitar penderita.

Mungkin anda suka

Perasaan sedih dan hampa,  putus asa karena masalah keluarga, pekerjaan, tekanan batin, menjadi korban bullying, pelecehan, atau perasaan karena ditinggali keluarga atau kerabat dekat, adalah perasaan manusiawi yang sangat wajar kita rasakan. Perasaan seperti ini seiring waktu akan menghilang dengan sendirinya, dan kondisi emosional kita pun akan kembali normal.

Namun jika perasaan-perasaan itu tidak kunjung sembuh hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun tanpa alasan yang jelas, maka kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh depresi.

Orang yang sedang mengalami depresi biasanya sulit menjalani aktivitas sehari-hari dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya. Bahkan tidak sedikit penderita depresi yang merasa ingin bunuh diri atau cenderung ingin mencelakai diri karena merasa hidupnya tidak berarti.

Depresi ada beberapa jenisnya. Mengutip dari  Alodokter, Jakarta, Jumat, (18/11/2022),  jenis depresi mulai dari depresi ringan hingga berat bahkan sampai merenggang nyawa. Penting untuk memahami jenis dan gejala berbagai macam depresi agar mampu menanganinya dengan tepat.

Berikut adalah jenis-jenis depresi:

1. Depresi Mayor

Depresi Mayor ialah suatu gangguan kesehatan mental berupa suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam kinerja penderitanya.

Gejala dan perasaan yang dialami oleh penderita depresi mayor, antara lain:

  • Suasana hati yang murung dan suram
  • Kehilangan minat terhadap hobi atau aktivitas lain yang sebenarnya disukai
  • Perubahan berat badan
  • Gangguan tidur
  • Sering merasa lelah dan kurang berenergi
  • Selalu merasa bersalah dan tidak berguna
  • Sulit berkonsentrasi
  • Kecenderungan bunuh diri

Kemungkinan penyebab depresi mayor adalah ketegangan yang bersumber dari kombinasi kondisi, seperti kondisi biologis, psikologis, dan sosial. Beberapa penelitian  menunjukkan faktor ini dapat menyebabkan perubahan fungsi otak, termasuk aktivitas abnormal dari sirkuit saraf tertentu dari dalam otak.

Rasa sedih atau terus kehilangan minat yang mencirikan depresi berat dapat menyebabkan berbagai gejala perilaku dan fisik. Ini mungkin termasuk perubahan dalam pola tidur, nafsu makan, tingkat energi, konsentrasi, perilaku sehari-hari, atau harga diri.  Penanganan yang dianjurkan biasanya adalah pengobatan, terapi bicara, atau gabungan keduanya.

Saat ini, berbagai penelitian banyak menunjukkan penanganan seperti ini dapat menormalkan perubahan otak yang berhubungan dengan depresi.

2. Depresi Persisten

Depresi persisten atau distimia adalah kondisi depresi yang bersifat kronis. Gejala depresi ini, sama dengan depresi pada umumnya. Depresi jenis ini berlangsung lama atau bahkan sampai bertahun-tahun.

3. Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat drastis. Seseorang dengan gangguan bipolar suasana hatinya bisa berbeda-beda dalam satu waktu yang sama, seperti merasa sangat senang dan berenergi, namun dalam waktu hitungan jam atau menit tiba-tiba bisa berubah menjadi sedih dan depresi.

Ketika berada dalam fase senang dan berenergi (mania atau hipomania), penderita bipolar akan mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Optimis dan tidak bisa diam
  • Sangat berenergi dan lebih bersemangat
  • Percaya diri yang berlebihan
  • Susah tidur atau merasa tidak perlu tidur
  • Nafsu makan meningkat
  • Banyak pikiran

Setelah berada dalam fase mania atau hipomania untuk beberapa waktu, orang yang memiliki gangguan bipolar biasanya akan memasuki fase mood yang normal, kemudian masuk ke fase depresi. Perubahan mood yang drastis ini bisa terjadi dalam kurun waktu harian atau berminggu-minggu.

Penyebab pasti gangguan bipolar belum diketahui. Namun kombinasi gen, lingkungan, serta struktur dan senyawa kimia pada otak bisa berpengaruh terhadap kondisi mood seseorang. Penanganannya biasanya seumur hidup dengan melibatkan psikolog dan konsumsi obat psikoterapis.

4. Depresi Psikotik

Depresi psikotik termasuk ke dalam gejala depresi berat, yang gejalanya berupa halusinasi atau gangguan psikotik. Penderita depresi jenis ini akan mengalami gejala depresi dan halusinasi, yakni melihat atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak nyata.

Tipe depresi ini biasanya terjadi pada orang tua, namun tidak menutup kemungkinan terjadi di usia muda. Selain itu, riwayat trauma psikologis di masa kecil yang berat juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi psikotik.

5. Depresi Postpartum

Depresi postpartum ialah jenis depresi yang terjadi pada ibu setelah melahirkan. Ibu yang menderita depresi ini dapat mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Selalu merasa tertekan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Merasa tidak pantas menjadi ibu
  • Sulit menghasilkan ASI atau ASI kering
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri atau bayinya

Gejala dapat berupa insomnia, hilang nafsu makan, mudah marah yang intens, dan kesulitan membangun ikatan dengan bayi. Depresi postportum ini biasanya berlangsung lama, hingga 6 bulan atau lebih dan dapat mengganggu ikatan batin antara ibu dan bayinya. Penanganan jenis depresi ini biasanya berupa konseling, antidepresan, atau terapi hormon.

Terkadang, depresi postportum ini bisa menyerupai gangguan psikologis lain, yakni disebut baby blues syndrome. Walaupun gejalanya mirip, kedua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda. Sindrom baby blues biasanya terjadi selama dua minggu setelah melahirkan dan akan mereda dengan sendirinya.

6.Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Premenstrual dysphoric disorder adalah jenis depresi yang terjadi pada perempuan saat menjelang menstruasi. Jenis depresi ini gejalanya berupa perubahan suasana hati yang drastis, dan dapat mengganggu aktivitas penderitanya bahkan merusak hubungan sosialnya.

Gejala PMDD dalam beberapa kasus bisa berupa perasaan sedih yang ekstrem, putus asa, mudah marah, ditambah dengan gejala menstruasi umum, seperti nyeri payudara dan perut kembung. Kondisi seperti ini sering disebut dengan sindrom pramenstruasi berat.

Selain gejala di atas, perempuan yang mengalami PMDD dalam beberapa kasus juga mengalami beberapa gejala berikut:

  • Sering merasa cemas secara berlebihan
  • Sulit tidur
  • Nyeri otot
  • Kram perut
  • Nafsu makan hilang atau  bertambah
  • Sakit kepala

Gejala ini biasanya muncul dalam waktu satu minggu sebelum menstruasi dan akan menghilang setelah menstruasi datang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button