Perlahan tapi pasti, dominasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk di bisnis jalan tol mulai tergerus. Semakin banyak konglomerat yang merambah sektor ini. Tentu saja karena potensi cuannya mengalir tak habis-habis.
Pada 27 September 2024, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) lewat konsorsium GIC-MPTC menandatangani jual beli 35 persen saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), senilai Rp15,75 triliun.
Di mana, Jasa Marga sebagai induk JTT, meneken dokumen Sales Purchase Agreement (SPA) dengan PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS), Warrington Investment Pte Ltd (Warrington) dan PT Margautama Nusantara (MUN).
Asal tahu saja, META adalah entitas bisnis milik Anthoni Salim (Salim Group). Di mana, Salim Group melalui Metro Pacific Tollways Indonesia Services menyerap 3,48 miliar saham META milik publik, melalui skema penawaran tender (tender offer) sukarela yang dilaksanakan sejak 19 Maret 2024.
Pasca akuisisi itu, komposisi saham JTT berubah menjadi, MPTIS sebesar 20,3 persen, Warrington sebesar 10,5 persen, dan MUN sebesar 4,2 persen. Ketiganya adalah entitas grup Salim, di mana Metro Pacific Tollways merupakan pemegang 95,52 persen META.
Tampaknya, Anthony Salim alias Liem Hong Sien yang merupakan generasi kedua dari Salim Group, semakin yakin dengan bisnis jalan tol. Sebelumnya, Salim Group terkenal bisnisnya yang menggurita. Mulai sektor makanan, perkebunan, konstruksi, media dan kini jalan tol.
Selain Anthony Salim, ada jejak konglomerat kakap lainnya yang mulai merambah bisnis tol. Sebut saja, Sugianto Kusuma alias Aguan ‘9 Naga’, pemilik Agung Sedayu Group. Kini sibuk membangun tol Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg. Nilai investasinya lumayan gede, sekitar Rp23,22 triliun yang ditargetkan rampung pada 2025.
Untuk membangun tol yang menghubungkan Kabupaten Tangerang ke Jakarta Utara, Agung Sedayu menarik Salim Group, mendirikan konsorsium bernama PT Duta Graha Karya. Dan, konsorsium inilah yang membangun tol tersebut.
Di sisi lain, Grup Sinar Mas yang didirikan mendiang Eka Tjipta Widjaja, tak mau ketinggalan. Grup Sinar Mas yang kini dikendalikan Franky Widjaja melalui PT Trans Bumi Serbaraja mengelola Tol Serpong-Balaraja yang baru beroperasi pada 30 September 2024.
Tol Serpong-Serbaraja Seksi 1B dengan rute CBD BSD-Legok sepanjang 5,73 kilometer, mulai beroperasi fungsional tanpa tarif sebagai bentuk dukungan konektivitas bagi masyarakat. Tol tersebut merupakan bagian dari salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Mengulas bisnis jalan tol, jangan lupakan Jusuf Hamka. Melalui PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP), bisnis jalan tol milik Babah Alun, sapaan akrabnya, berkembang pesat.
Sedikitnya ada 7 jalan tol yang menjadi mesin uang bagi pria kelahiran 5 Desember 1957 itu. Perusahaannya merupakan perusahaan jalan tol swasta pertama di Indonesia. Rasa-rasanya, dia adalah perintis pembangunan jalan tol oleh swasta.