Dewan Pakar Prabowo Lebih Pilih Makan Bergizi Dibanding IKN, Sinyal tak Lanjut?


Ekonom sekaligus Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Soedradjad Djiwandono mengaku lebih memilih untuk mendorong presiden terpilih Prabowo Subianto menyukseskan program makan siang gratis atau makan bergizi dibanding pembangunan megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Sebagai seorang ekonom ya enggak bisa bohong dalam soal ini, saya mengatakan ya saya memilih makan siang bergizi. Karena saya tahu itu akan bisa dilaksanakan segera. Bahkan, kita sudah memperhitungkan secara rinci biayanya, siapa yang akan menerima,” kata Soedradjad di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Meski memilih program makan siang, dia mengklaim tidak pernah menolak pembangunan IKN Nusantara yang digagas Presiden Jokowi. Namun ia mengingatkan, pemindahan ibu kota semestinya dipikirkan secara matang terkait perencanaan pembangunan dan pembiayaannya.

“Mengenai Ibu Kota baru, kita belum tahu persis biayanya sebesar apa yang akan kita harus mengeluarkan. Dan kebetulan seperti yang sekarang terpilih itu air bersih saja enggak ada. Pembiayaannya jelas luar biasa besarnya, itu sebagai ekonom ya yang saya perhatikan itu,” tegas Soedradjad.

Soedradjad lantas mencontohkan, proyek pemindahan Ibu Kota di sejumlah negara tetangga yang gagal. Salah satunya Kamboja yang membangun Ibu Kota baru di tengah hutan. Pada akhirnya, tidak ada orang yang ingin pindah ke wilayah tersebut.

Di balik cerita kegagalan Kamboja, kata Soedradjad, ada pula kisah sukses membangun Ibu Kota seperti yang dilakukan Malaysia. “Ada contoh-contoh di negara tetangga kita bagaimana Malaysia mengubah Ibu kotanya menjadi hasil yang baik sekali,” kata Soedradjad.

Diketahui, pemberian makan siang dan susu gratis merupakan salah satu program unggulan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Anggaran yang disediakan untuk program makan siang dan pemberian susu gratis tersebut berkisar Rp400 triliun. Namun, penyaluran anggaran akan dilakukan secara bertahap.