Market

Di KTT G20, Menteri Bahlil Perjuangkan Organisasi Negara Penghasil Nikel Dunia

Rabu, 16 Nov 2022 – 10:40 WIB

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. (Foto; Kumparan).

Manfaatkan KTT G20, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengajak Kanada yang dikenal sebagai produsen nikel terbesar, membentuk organisasi negara penghasil nikel dunia. Mirip-mirip OPEC (The Organization of the Petroleum Exporting Countries).

Ketika Menteri Bahlil menggelar pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ndi di sela G20 Summit di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022), rencana tersebut terkuak. “Selama ini yang kami lihat, negara-negara industri produsen kendaraan listrik melakukan proteksi,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu dalam keterangan resmi, Rabu (16/11/2022).

Seluruh negara penghasil nikel, menurut Menteri Bahlil, perlu membentuk sebuah organisasi, seperti OPEC. Tujuannya untuk memudahkan koordinasi serta menyatukan kebijakan nikel. Apalagi saat ini, Indonesia memprioritaskan hilirisasi sumber daya alam dalam rangka pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

“Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh pemanfaatan nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik. Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata,” ungkap Bahlil.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya juga menjajaki peluang kerja sama kedua negara dan juga kolaborasi untuk optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan.

Menteri Bahlil menyampaikan komitmen untuk mendukung penyelesaian perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-Canada CEPA). “Saya berjanji akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian untuk mengakselerasi penyelesaian Indonesia-Canada CEPA tersebut,” tuturnya.

Menyambut usulan pembentukan organisasi nikel, Menteri Mary menyampaikan pekerjaan rumah selanjutnya adalah kedua negara bekerja bersama dan mengeksplorasi peluang kolaborasi yang dimaksud.

Saat ini, Menteri Mary bilang, baik Indonesia maupun Kanada memiliki visi yang sejalan, terkait optimalisasi sumber daya alam (SDA) secara berkelanjutan yang memberikan manfaat secara ekonomi.

Pemerintah Kanada juga menginisiasi transisi ekonomi ke arah ekonomi hijau berkelanjutan, terutama dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan hijau.

“Pada prinsipnya, kami meyakini bahwa kolaborasi perlu dilakukan dengan partner yang dapat dipercaya, dan Indonesia termasuk partner yang tepat,” ungkap Mary.

Terkait keberlanjutan negosiasi CEPA dengan Indonesia, Pemerintah Kanada akan menciptakan sebuah kerangka yang akan memberikan investor kepastian dalam melakukan usahanya di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan minat investor asal Kanada dalam berinvestasi di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, Kanada menduduki peringkat ke-19 dalam realisasi investasinya yang mencapai 954,7 juta dolar AS selama periode 2017 sampai dengan triwulan III tahun 2022.

Sektor dengan realisasi investasi terbesar dari Kanada adalah sektor pertambangan (90 persen), disusul oleh sektor industri logam dasar sebesar (3 persen), kemudian hotel dan restoran (2 persen).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button