News

Dianggap Remeh Papua Nugini, PKS Desak Penyelidikan Aksi Tembak Nelayan RI

Sabtu, 27 Agu 2022 – 18:20 WIB

Diremehkan Papua Nugini, PKS Minta Ungkap Penembak Nelayan RI

Anggota Komisi I Fraksi PKS, Sukamta

Anggota Komisi I DPR asal PKS, Sukamta mengecam keras aksi penembakan brutal tentara Papua Nugini yang menewaskan kapten Kapal Nelayan Calvin 02, Sugeng asal Indonesia, meninggal pada Senin (22/8/2022).

Kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (27/8/2022), Sukamta menegaskan, tidak ada alasan bago tentara Panua Nugini menembaki kapal nelayan Indonesia yang dianggap melanggar wilayah. Seharusnya, aparat setempat cukup memberikan tembakan peringatan.

Langkah Kemenlu memanggil Plt Dubes Papua Nugini dan melayangkan nota diplomatik, kita dukung. Sudah semestinya ada protes keras dari Pemerintah Indonesia kepada Papua Nugini. Pemerintah Indonesia juga harus mendesak adanya penyelidikan atas insiden tersebut. Karena ada indikasi pelanggaran prosedur dari pihak tentara Papua Nugini. Ini semua perlu dilakukan agar tidak terulang di kemudian hari,” tegas Sukamta.

Politisi asal Yogyakarta ini, mendorong pemerintah Indonesia memberikan atensi khusus atas kejadian ini. Serta memberikan pelindungan terhadap 13 anak buah kapal (ABK) dari 2 kapal nelayan Indonesia yang diamankan pemerintah Papua Nugini.

“Saya yakin, nelayan-nelayan Indonesia tidak ada kesengajaan melanggar wilayah laut negara lain. Jadi Papua Nugini jangan bertindak zalim kepada nelayan Indonesia,” ungkapnya.

Di sisi lain, Wakil Ketua Fraksi PKS ini menyoroti perlunya penguatan pertahanan dan keamaman laut Indonesia, terutama di wilayah terluar. Saat ini, jumlah kapal patroli masih belum memadai untuk melakukan pengawasan secara berkala, terhadap pulau terluar yang jumlahnya sangat banyak, serta wilayah laut terluar yang sangat luas.

“Semakin kuatnya armada angkatan laut Indonesia tentu juga akan memberikan rasa aman kepada nelayan-nelayan Indonesia terutama di wilayah terluar. Insiden kapal nelayan Indonesia menerobos wilayah negara lain juga akan bisa dideteksi secara lebih cepat,” tuturnya.

Pada Kamis (25/8/2022), Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha menyatakan bahwa pemerintah Papua Nugini harus melakukan penyelidikan atas insiden penembakan nelayan Indonesia yang diduga dilakukan oleh otoritas keamanan Papua Nugini. Kemlu RI menyampaikan permintaan ini saat memanggil Kuasa Usaha ad Interim Kedutaan Besar Papua Nugini di Jakarta, Rabu (24/8/2022).

“Kemlu meminta penjelasan kepada pemerintah Papua Nugini atas insiden penembakan ini dan meminta dilakukan investigasi secara menyeluruh dan diterapkannya hukuman secara tegas jika ditemukan pelanggaran prosedur, termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use of force),” kata Judha.

Dalam peristiwa tragis ini, seorang nelayan asal Indonesia, Sugeng tewas pada 22 Agustus 2022. Diduga dia ditembak tentara Papua Nugini (PNGDF). Sugeng tercatat sebagai nakhoda KMN Calvin 02, asal Merauke, Papua, yang dilaporkan masuk ke perairan Papua Nugini.

Berdasarkan keterangan awal yang diterima pada 22 Agustus, terungkap ada tiga kapal nelayan yang menangkap ikan di perairan Papua Nugini. Dua kapal di antaranya berhasil ditangkap dan satu kapal melarikan diri. Ketika mencoba melarikan diri, kapal tersebut ditembak hingga mengenai salah satu nelayan bernama Sugeng.

Selain meminta penjelasan atas kejadian tersebut, Kemlu juga meminta informasi mengenai penahanan dua kapal lainnya oleh otoritas Papua Nugini. Yang pertama, KMN Arsila 77 yang diawaki tujuh orang kru, kedua KMN Baraka Paris yang diawaki enam orang kru. “Kemlu meminta akses kekonsuleran segera diberikan untuk dapat menemui para nelayan,” tutur Judha.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button