Market

Dilaporkan ke KPK, Bagaimana Nasib Saham-saham Kaesang?

Dua anak Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep menjadi buah bibir dalam sepekan terakhir. Itu lantaran dua kakak beradik ini dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) awal pekan ini.

Ubedilah Badrun, dosen Universitas Negeri Jakarta melaporkan kedua putra presiden itu atas dugaan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme alias KKN terhadap relasi bisnisnya. Salah satunya, pelapor menyoroti pembelian saham di sebuah perusahaan dengan nilai transaksi mencapai Rp92 miliar.

Mungkin anda suka

Publik pun sudah mafhum, pembelian saham tersebut merujuk kepada PT Harapan Bangsa Kita (GK Hebat) yang dimiliki Kaesang. Pada November 2021, perusahaan ini memborong saham PT Panca Mitra Multiperdana Tbk sebanyak 8% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Emiten yang berkode saham PMMP ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan beku berbasis udang. Apakah pelaporan Kaesang ke KPK menjadi senitmen negatif ke saham PMMP karena disorot dalam laporan tersebut? Bagaimana juga dengan saham-saham lainnya yang pernah trending karena cuitan Kaesang di akun salah satu media sosialnya?

“Saya melihat penurunan saham-saham tersebut bukan karena faktor Kaesang yang dilaporkan ke KPK. Tidak ada yang siginifkan. Saya lihat tidak ada sesuatu yang aneh dalam pergerakan saham-saham itu,” kata Septian Ady Nugraha, Co-Founder Komunitas Syariah Saham kepada Inilah.com melalui sambungan telepon akhir pekan ini.

Menurut Ady, satu-satunya saham yang jelas-jelas Kaesang memilikinya adalah PMMP karena dirinya mengumumkan ke publik. Yang lainnya, anak bungsu Presiden Jokowi ini hanya menyebutnya di Twttter, seperti saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

“Itupun sudah lama, tahun lalu. Kaesang hanya bilang sahamnya mau naik. Kita tahu dari mana bahwa dia masih pegang saham-saham itu. Satu-satunya yang proven adalah kepemilikan Kaesang di saham PMMP,” papar Ady.

Dalam sepekan terakhir, saham KAEF mencatatkan penurunan 5,31% ke Rp2.320 per unit saham. Begitu juga saham ANTM yang turun 13,33% ke posisi Rp1.950, saham PGAS turun 2,19% ke Rp1.340, dan juga saham PMMP yang turun 5,11% ke Rp446.

“Dari sisi teknikal, penurunan saham-saham itu masih terlihat normal, yakni koreksi teknikal yang memang momentumnya menunjukkan saatnya turun,” timpal dia.

Lebih jauh Ady menegaskan, selain faktor teknikal, penurunan tersebut akibat adanya sentimen negatif lain di pasar secara keseluruhan, bukan semata faktor Kaesang. “Tak mungkin gara-gara Kaesang, saham-saham goyah,” tuturnya.

Meski begitu, Ady tak menampik adanya pelaku pasar yang mengait-ngaitkan penurunan harga saham-saham itu dengan pelaporan Kaesang ke KPK, padahal tidak ada hubungannya. “Berita Kaesang hanya jadi bumbu untuk meyakinkan pelaku pasar, ya sudah lepas dulu dong saham-sahamnya Kaesang,” tuturnya.

“Secara fundamental, tidak berpengaruh. Jadi penurunannya lebih kepada faktor momentum secara teknikal. Orang mengait-ngaitkan, kebetulan sahamnya turun,” ucapnya tandas.

Terkait laporan ke KPK, lanjut Ady, secara fundamental juga tidak ada hubungannya sama sekali dengan saham-saham tersebut. Kecuali, untuk saham PMMP yang tentunya KPK harus membuktikannya terlebih dahulu atas laporan tersebut. Sebab, ini menyangkut good corporate gavernance alias GCG dari emiten PMMP.

“Kecuali juga jika Kaesang merupakan pemegang saham mayoritas dan gara-gara kasus ini dia menarik semua sahamnya. Baru itu berefek negatif,” papar Ady.

Di saham KAEF, menurut dia, saham ini malah sejak Desember 2021 masih diakumulasi oleh broker BCA. Alih-alih KAEF mendapatkan sentimen negatif dari Kaesang, saham ini justru sedang mendapat sentimen positif dari vaksin Booster yang sudah disuntikkan sejak 12 Januari 2022.

“Kalau KAEF, ANTM, dan PGAS, saya rasa penurunannya karena faktor teknikal. Saham ANTM contohnya yang sudah meneyentuh support dan mungkin melemah menuju Rp1.700-an per unit saham. Contoh lain saham KAEF yang bottom terakhirnya di Rp2.300,” ungkapnya.

Perlu diketahui, selain menyorot kepemilikan saham di PMMP, Ubedilah dalam laporannya menganggap ada sejumlah kejanggalan dengan arus dana yang masuk ke perusahaan yang dikelola oleh kedua putra Jokowi itu.

Selain itu, Ubedilah menyebutkan bahwa relasi bisnis anak-anak Presiden RI itu juga terkait dengan pembakaran hutan dan pencucian uang.

Terkait dugaan kasus pencucian uang, kata Ubedilah, perusahaan milik Kaesang yang relatif masih sangat baru, namun justru mendapatkan pendanaan dengan angka fantastis dari sebuah perusahaan ventura.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button