Hangout

Disease X jadi Ancaman Pandemi Baru yang Lebih Mematikan

Ancaman pandemi baru setelah COVID-19 yang dinilai jauh lebih berbahaya dari sebelumnya menjadi kekhawatiran bagi pakar kesehatan seperti Global Health Security, Dicky Budiman.

Ia mengatakan penyakit yang disebut sebagai disease X, atau yang masih dalam hipotesa, berpotensi menyerang dunia secara global dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dari COVID-19. Tingginya tingkat kematian ini karena karakteristik disease X yang mudah menular, belum ada obat atau vaksinnya serta belum adanya imunitas atau kekebalan terhadap penyakit ini.

“Sehingga semuanya rentan terinfeksi, sudah enggak ada obat, enggak ada vaksin, enggak punya kekebalan, ya sudah terinfeksi,” jelas Dicky Budiman kepada Inilah.com, Rabu (24/5/2023).

Dicky juga menjelaskan jika disease X ini memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi, yaitu 20 persen. Menurutnya, orang yang sudah terinfeksi penyakit ini akan meninggal dan dalam perkirannya, angka kematian mencapai di atas 20 persen.

“Jadi kalau ada 10, dua meninggal itu minimal. Artinya COVID-19 ini sebenarnya angka kematiannya kecil, dia hanya sekitar 2 persenan, kalau disease X itu setidaknya 20 persen,” ungkap Dicky.

Selain itu, penyakit ini juga memiliki mitigasi yang begitu sulit. Mitigasi seperti karantina akan tidak mudah karena harus dilakukan lockdown total dan akan berdampak pada sektor lain di luar sektor kesehatan.

“Kemudian ciri yang lainnya bahwa penyakit ini selain dia kematiannya tinggi, begitu sulit untuk dimitigasi dalam bentuk karantina, karantina bisa efektif tapi mesti yang sangat strict, jadi kalau lockdown ya lockdown total,” terang Dicky.

Menurutnya, jika dilakukan karantina total di suatu wilayah yang terdampak disease X, akan memengaruhi banyak sektor lain seperti ekonomi, kemudian jika sedikit saja dilonggarkan, dampaknya akan lebih dahsyat serta menyebabkan kondisi yang terpuruk.

“Jadi dia akan memerlukan satu spot, intervensi public health itu kayak lockdown yang sangat ketat, kalau itu terjadi, wah sudah banyak yang meninggal, ekonomi makin kacau,” kata Dicky.

WHO Minta Dunia Harus Siap Hadapi Pandemi Baru di Masa Depan

Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dunia harus bersiap menghadapi pandemi dan ancaman lainnya di masa depan.

Saat menyampaikan laporannya pada sidang ke-76 Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa, Swiss pada Senin (22/5/2023) waktu setempat, Tedros mengatakan meskipun COVID-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global, dunia harus tetap memperkuat respons terhadap penyakit tersebut.

“Berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan global bukanlah akhir COVID-19 sebagai ancaman kesehatan global,” kata Tedros di hadapan negara-negara anggota WHO, dalam situs resmi PBB, Selasa (23/5/2023).

“Ancaman varian lain yang muncul yang menyebabkan gelombang penyakit baru dan kematian tetap ada, dan ancaman patogen lain yang muncul dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada,” sambung dia.

Tedros mengatakan, pandemi bukan satu-satunya ancaman yang dihadap umat manusia. Dia menekankan perlu ada mekanisme global yang efektif dalam menangani dan merespons segala jenis keadaan darurat kesehatan.

“Ketika pandemi berikutnya muncul dan ini pasti terjadi kita harus siap menjawabnya secara tegas, kolektif, dan adil,” kata dia.

WHO juga telah mengidentifikasi beberapa penyakit menular yang lebih berbahaya dari COVID-19 dan berpotensi menyebabkan pandemi berikutnya.

Adapun penyakit tersebut di antaranya, ebola, virus Marburg, sindrom pernapasan Timur Tengah, sindrom pernapasan akut yang parah, hingga penyakit yang paling menakutkan atau disebut disease X. Disease X adalah kode WHO untuk penyakit yang disebabkan oleh kuman yang bahkan belum ditemukan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button