Disebut-sebut Jadi Menko Prabowo, Guru Besar IPB Ini Buka Rahasia Program Makan Bergizi Gratis


Nama Rachmat Pambudy, Guru Besar IPB University sempat viral di media sosial (medsos) masuk kabinet Prabowo-Gibran, sebagai Menko Pangan, Gizi dan Pembangunan Manusia. Saat ditanya soal isu itu, begini jawabannya.

“Ah, nanti saja. Tunggu pengumumannya. Saat ini, saya enggak bisa ngomong itu. Saya enggak mau bicara itu. Tapi saya tahu, enggak boleh bicara dulu,” kata Rachmat usai menjadi pembicara dalam diskusi bulanan yang digelar Forum Wartawan Kementerian Pertanian (Forwatan) di Auditorium Gedung D, Kementan, Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Asal tahu saja, Rachmat dikenal sebagai akademisi pertanian yang dekat dengan Prabowo Subianto. Saat Prabowo menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dia menjadi Wakil Ketua Umum HKTI.

Pria kelahiran Yogyakarta pada 23 Desember 1956 itu, menjabat sebagai Dewan Pakar LSM Komite Pemantau dan Pengawasan Pertanian Indonesia (KP3I) sejak 2016. Dan sejak 2008 menjabat sebagai kader Partai Gerindra.

Ditanya soal kelanjutan program makan bergizi gratis, dulu makan siang gratis, dia meyakini bakal terealisasi. Apalagi sudah masuk dalam RAPBN 2025 sebesar Rp71 triliun. 

“Pokoknya anggarannya ada, tidak mengganggu (pos) anggaran yang sudah ada. Tidak usah takut pajak-pajak dinaikkan nanti, tidak usah takut,” tegas Rachmat. 

Dia pun meyakini bahwa janji kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bakal diwujudkan. Paling tidak dalam satu periode. Dia bilang, Prabowo tak mungkin berjanji jika tak mampu melaksanakan. Tak hanya program makan bergizi gratis, tapi juga swasembada pangan.

“Harus bisa, karena pak presiden (presiden terpilih 2024-2029 Prabowo) sudah berjanji. Janji swasembada pangan, harus bisa. Janji presiden harus ditepati,” kata dia.

Rachmat mengatakan, prioritas utama pemenuhan makan bergizi gratis akan menyesuaikan masing-masing daerah. Sangat bergantung dapur tempat mengolah asupan makanan bergizi untuk anak-anak sekolah.

“Kalau misal nanti masyarakat tidak ada beras, kan ada jagung, ubi, silakan. Kita memanfaatkan sebesar-besarnya produksi dari masyarakat sekitar lokasi di mana lokasi dapur itu berada,” tegas Rachmat.