Market

Disuntik Rp4,13 Triliun, Sri Mulyani Dukung BTN Punya Nilai Tambah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti suntikan dana PMN (Penyertaan Modal Negara) sebesar Rp4,13 triliun bisa memberikan nilai tambah terhadap PT Bank Tabungan Negara (Persero/BTN) Tbk.

Kata Sri Mulyani, BTN selalu bank pelat merah yang concern terhadap pembiayaan sektor perumahan ini, tetap memprioritaskan kesehatan neraca keuangan dalam menjawab tantangan di masa depan. “Jadi saya berharap, BTN tentu untuk bisa bersinergi dan memberi nilai tambah tapi BTN harus sehat, kalau anda sakit, sama kalau anda sakit punya COVID-19. Mau join sama malah bisa nularin semua. So the first and the most important conditions BTN harus menjadi nilai tambah, anda harus sehat anda harus well governed, anda harus efisien,anda harus better manage, anda harus kompetitif anda baru memiliki nilai tambah,” kata Sri Mulyani, dikutip Senin (30/1/2023).

Mungkin anda suka

Dalam rapat kerja BTN yang khusus membahas target dan inisiatif Bank BTN pada Jumat (27/1/2023), Sri Mulyani juga mengingatkan bank pelat merah yang fokus dalam pembiayaan perumahan itu, agar terus menjaga neraca keuangan dari sisi fundamental. Meski pemerintah memberikan amanah untuk mendukung program pembangunan sejuta rumah.

“Kita semuanya bisa ditugasi negara untuk tujuan apapun, tapi kalau kita ditugasi untuk menjadi professional adalah menjalankan amanah secara benar, efisien, tidak mudah puas dan terus haus terhadap prestasi dan meningkatkan serta menjaga tata kelola serta keuangan anda,” kata Sri Mulyani.

Dia menilai, dalam menetapkan target-target pencapaian dari penggunaan dana Rights Issue tidak dipersempit hanya pada penyaluran kredit ke perumahan, namun harus lebih luas dari target akumulasi sebesar 1,32 juta unit yang ditetapkan tercapai pada 2025. “Anda BUMN, tidak bekerja sekedar cari untung, keuangan tetap harus harus dijaga tapi its the not only objective, anda punya idealisme , membangun Indonesia, mensejahterakan masyarakat dari sisi kuangan, jalankan amanah itu dengan baik istiqomah menjadi mortgage company terbaik di ASEAN dan membuat rakyat dan Indonesia bangga kepada anda,” kata Sri Mulyani.

Merespons harapan Sri Mulyani, Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo dan Wakil Komisaris Utama, Iqbal Latanro langsung meneken kontrak kerja manajemen tahun 2023 yang memasukan target-target dari KPI rights issue.

“Kami akan memastikan amanah yang telah diberikan akan kami laksanakan dengan penuh kesungguhan hingga masyarakat dapat merasakan manfaat yang nyata yaitu memiliki rumah dengan cepat, mudah dan murah,” kata Haru.

Yang dimaksud KPI rights issue, kata Haru, meliputi peningkatan penyaluran KPR secara akumulatif sejak 2021 hingga 2024 menjadi 1,32 juta unit, peningkatan profitabilitas, perbaikan rasio permodalan, rasio kualitas kredit, peningkatan kontribusi dividen dan pajak untuk negara serta penciptaan inovasi bisnis.

Untuk 2023, Haru menilai, terdapat sejumlah tantangan yang menghadang perekonomian dan bisnis perbankan, diantaranya ketatnya likuiditas dan kenaikan suku bunga acuan serta persaingan baik dari sisi suku bunga kredit maupun tabungan hingga tren transaksi digital yang menjadi prilaku baru nasabah. Dalam rapat kerja bertema digital disruption to expand mortgage and beyond tersebut, ditegaskan kembali tentang perlunya transformasi digitalisasi bisnis yang diiringi dengan transformasi leadership.

“BTN berkomitmen untuk mengembangkan Digital Channel ekosistem yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dari sisi hunian. Saat ini Bank BTN telah memiliki BTN Property, BTN Property for Developers & BTN Smart Residence yang dapat memberikan kenyamanan bagi Nasabah mencari rumah yang diiinginkan sekaligus dapat memberikan jasa after sales kepada Nasabah. BTN menciptakan sebuah ecosystem perumahan yang dapat diakses hanya dalam genggaman tangan. pengembangan ini akan terus dilakukan sebagai bagian komitmen Bank BTN menjadi the best mortgage Bank in Southeast Asia 2025,” kata Haru.

Adapun target tahun 2023 Haru menjelaskan, diantaranya, kredit tumbuh 9 persen, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8 persen, laba meningkat sekitar 8 persen, serta kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bisa ditekan di bawah 3 persen.

Sedangkan Iqbal menyampaikan pandangan agar BTN mampu menghadapi tantangan dan memaksimalkan potensi tahun 2023 antara lain, Bank BTN harus memperkuat muruah sebagai Bank Perumahan, peningkatan dana murah serta peningkatan fee based income atau pendapatan non bunga. “Selain itu dari sisi SDM, diperlukan peningkatan kompetensi pegawai, dan peningkatan budaya melayani nasabah serta meningkatkan leadership,” tutup Iqbal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button