News

Korban Terus Bertambah, Gempa di Turki-Suriah Tewaskan Lebih dari 1.700 Orang

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 yang terjadi pada Senin (6/2/2023) menewaskan lebih dari 1.700 orang di Turki dan Suriah, serta mendorong pencarian penyintas di antara puing-puing bangunan yang runtuh.

Gempa menjelang subuh waktu setempat dengan pusat gempa di Gaziantep di dekat perbatasan Turki-Suriah itu diikuti oleh gempa berkekuatan magnitudo 7,5 sekitar 100 kilometer sebelah timur, pada siang harinya.

Para pejabat Turki mengatakan lebih dari 1.000 orang tewas di Turki dan ribuan lainnya luka-luka. Adapun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan sedikitnya 2.800 bangunan runtuh.

“Karena upaya pembersihan puing-puing masih berlanjut di banyak bangunan di zona gempa, kami tidak tahu sampai seberapa tinggi jumlah korban tewas dan terluka akan meningkat,” kata Erdogan.

Sementara itu, para pejabat kesehatan Suriah mengatakan bahwa sedikitnya 430 orang tewas di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah, sementara para petugas penyelamat mengatakan sedikitnya 225 lainnya tewas di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.

Gempa itu menghancurkan Kastil Gaziantep yang bersejarah dan banyak bangunan bersejarah lainnya di daerah itu.

Nurhan Kiral, warga Kota Mersin, Turki, mengatakan kepada VOA News bahwa gempa itu berlangsung selama sekitar satu menit.

“Kami terbangun karena getaran dan keluar dari tempat tidur. Puing-puing jatuh dari cerobong asap, dari ruang kosong di antara bangunan-bangunan. Sangat menakutkan,” kata Kiral.

Organisasi profesional nirlaba yang mewakili ribuan profesional medis Suriah-AS, Syrian American Medical Society, mengatakan rumah sakit-rumah sakitnya di Suriah ‘kewalahan dengan pasien yang memenuhi lorong-lorong’.

“Banyak rumah sakit penuh, tetapi beberapa fasilitas penting, termasuk Rumah Sakit Al Dana harus mengevakuasi pasien setelah mengalami kerusakan parah akibat gempa,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan.

“Begitu pula Rumah Sakit Bersalin Idleb yang terpaksa memindahkan semua bayi yang baru lahir ke sebuah rumah sakit di dekatnya,” lanjut penyataan Syrian American Medical Society.

Bantuan internasional

Uni Eropa telah mengirimkan tim-tim penyelamat ke kawasan bencana, dengan awak dari Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Prancis, Yunani, Hongaria, Malta, Belanda, Polandia, dan Rumania.

“Pikiran kami bersama dengan mereka yang telah kehilangan orang-orang tercinta dan petugas tanggapan pertama yang pemberani yang bekerja untuk menyelamatkan jiwa,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell dan Komisaris Manajemen Krisis Janez Lenarčič dalam pernyataan bersama.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz. dan PM Inggris Rishi Sunak mengatakan pemerintah mereka siap membantu mereka yang terdampak gempa.

“Yunani memobilisasi sumber dayanya dan akan membantu segera,” kata PM Yunani Kyriakos Mitsotakis dalam cuitan di Twitter.

PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tim-tim SAR, serta bantuan medis, akan dikirimkan ke Turki sebagai tanggapan atas permintaan pemerintah Turki.

Rusia juga mengatakan telah mempersiapkan tim-tim penyelamat untuk berangkat guna membantu para korban gempa di Turki dan Suriah.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Presiden Joe Biden mengarahkan Badan Pembangunan Internasional AS dan mitra-mitra federal lainnya ‘untuk mengkaji opsi-opsi tanggapan AS untuk membantu mereka yang paling terkena dampak’.

“AS sangat prihatin oleh laporan mengenai gempa menghancurkan hari ini di Turki dan Suriah. Kami siap memberikan apa pun dan semua bantuan yang diperlukan,” kata Sullivan dalam sebuah pernyataan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menawarkan bantuan negaranya.

“Saya terkejut mengetahui soal ratusan korban tewas dan cedera akibat gempa bumi di Turki,” cuit Zelenskyy via akun Twitter-nya.

“Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban dan mengharapkan kesembuhan segera bagi mereka yang terluka. Sekarang ini, kami mendukung rakyat Turki dan siap untuk memberikan bantuan yang diperlukan.”

Turki terletak di salah satu zona gempa bumi paling aktif di dunia.

Pada tahun 1999, sedikitnya 17 ribu orang tewas sewaktu gempa berkekuatan 7,4 –yang terburuk melanda Turki dalam puluhan tahun– terjadi di dekat Duzce, di bagian barat laut negara itu.

Lalu pada Oktober 2022, gempa berkekuatan 7,0 melanda Laut Aegea, menewaskan 116 orang dan melukai lebih dari 1.000 lainnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button