Ditemukan Indikasi Kecelakaan, Tesla Recall 9.100 Unit Model X


Tesla mengumumkan penarikan atau recall sekitar 9.100 unit Model X dari pasar otomotif AS. Kebijakan recall itu diambil karena ditemukan adanya risiko kecelakaan dari salah satu bagian mobil.

Badan Keselamatan Jalan Raya AS alias National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) menjelaskan bagian trim atap yang dilekatkan tanpa cat dasar bisa terpisah dari kendaraan yang bisa berisiko meningkatkan kecelakaan di jalanan.

Model X tahun 2016 juga ikut ditarik oleh Tesla. Produsen kendaraan listrik asal AS itu akan melakukan pengujian daya rekat trim atap dan memasangnya kembali tanpa ada biaya tambahan pada pemilik kendaraan, demikian dikutip dari Reuters, Kamis (22/8/2024).

Tesla mempelajari soal laporan masalah terkait kendaraan sejak 2022. Ini termasuk mobil yang melakukan tes penuaan, panas dan juga kelembaban.

Namun, penarikan pada 2020 juga tidak cukup mendeteksi adanya masalah pada trim atap. Perusahaan juga menerima 170 laporan dan klaim terkait masalah ini.

Tesla menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada laporan kecelakaan maupun cedera karena masalah tersebut.

Kebijakan recall ini bukan pertama kalinya dilakukan Tesla di tahun ini. Hampir 2,6 juta kendaraan ditarik selama enam bulan pertama 2024 karena masalah keselamatan.

Jumlah tersebut cukup banyak dan hanya tertinggal dari Ford Motor. Berdasarkan laporan pengembang platform manajemen penarikan Bizzycar, Ford menarik 3,6 juta unit kendaraannya di AS.

Akan tetapi, penarikan fisik jarang dilakukan oleh Tesla. Karena biasanya produsen mobil berbasis di Austin, Texas itu hanya melakukan pembaruan software untuk memperbaiki sejumlah masalah pada produknya.

Kecelakaan Maut Libatkan Tesla Model S

Belum lama ini, mobil Tesla Model S mengalami kecelakaan dengan menggunakan mode Full Self-Driving (FSD) alias sepenuhnya tanpa awak. Kecelakaan itu menewaskan seorang pengendara motor berusia 28 tahun di area Seattle pada April lalu, menurut keterangan kepolisian setempat.

Insiden tersebut menandai kali kedua mobil Tesla dengan teknologi FSD mengalami kecelakaan fatal pada tahun ini. Padahal, CEO Tesla Elon Musk menggembar-gemborkan FSD lebih andal ketimbang sopir manual.

Pengguna Tesla Model S itu berusia 56 tahun dan kini telah dimasukkan ke penjara. Ia mengaku sedang mencari ponselnya ketika menggunakan fitur FSD, dikutip dari Reuters beberapa saat lalu, berdasarkan pernyataan polisi.

Tesla menyebut software FSD membutuhkan supervisi penuh dari pengendara manusia. Tesla juga mewanti-wanti FSD tak membuat mobil menjadi otomatis sepenuhnya.

Sebelumnya, NHTSA mengatakan ada satu kecelakaan fatal yang melibatkan software FSD pada mobil Tesla antara Agustus 2022 dan Agustus 2023.

NHTSA kala itu mengatakan akan mengumpulkan informasi dari pemangku kebijakan setempat dan Tesla.

Polisi mengatakan kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Namun, pakar mengatakan ada limitasi pada teknologi FSD yang ‘hanya’ bergantung pada penggunaan kamera dan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Padahal, pesaing Tesla seperti Waymo buatan Alphabet menggunakan banyak sensor mahal seperti Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk mendeteksi lingkungan sekitar pengemudi.

“Ada banyak hal yang bisa berakibat buruk dengan sistem Tesla yang hanya mengandalkan kamera,” kata analis Guidehouse Insider, Sam Abuelsamid.

Misalnya, ia mengatakan pengukuran yang tak akurat tentang jarak objek dari mobil bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

“Sangat menantang untuk mengumpulkan dan mengurasi data dari berbagai elemen seperti motor dan sepeda dalam kondisi cuaca, jalan, dan kemacetan tertentu,” kata Raj Rajkumar, profesor electrical and computer engineering di Carnegie Mellon University.

Tahun ini, Musk mengurungkan niat untuk fokus menggarap mobil listrik Tesla dengan harga terjangkau. Musk mengatakan fokus perusahaan adalah kendaraan tanpa awak.

Ia bahkan menyebut akan terkejut jika Tesla tak bisa mencapai kapabilitas FSD yang mumpuni pada tahun depan.

Berbicara dalam wawancara klub ‘Tesla Owners of Silicon Valley’, Musk mengatakan masa depan mobil akan jadi semacam lounge mini. Pengemudi bisa menonton film, bermain game, bekerja, bahkan tidur, sembari mengendarai mobil.

Musk memiliki ambisi besar pada kapabilitas FSD selama beberapa tahun belakangan. Namun, teknologi itu mendapat kecaman dari berbagai pihak.

NHTSA mulai mengawasi sistem autopilot pada Agustus 2021 setelah mendeteksi lebih dari banyak kecelakaan yang melibatkan kendaraan Tesla. Ratusan kecelakaan melibatkan sistem autopilot itu.

Pada Desember 2023, Tesla dipaksa menarik produknya dari jalanan AS dan diminta menambahkan sistem keamanan pada software-nya.