Ototekno

Dituding Monopoli, Pemilik Aplikasi Tinder Seret Google ke Pengadilan

Perusahaan aplikasi kencan di belakang Tinder, OkCupid, dan Match.com menggugat Google pada hari Senin (09/05/2022), menuduh bahwa raksasa teknologi itu menjalankan monopoli ilegal di Google Play Store dan bahwa kebijakan pembayaran dalam aplikasinya, termasuk pemotongan 30% dari beberapa pembelian aplikasi, anti persaingan.

Perusahaan naungan Alphabet tersebut digugat ke pengadilan federal California, Amerika Serikat (AS). Dalam gugatannya, Match Group mengatakan bahwa Google mengendalikan pasar secara dominan untuk aplikasi Android.

Google dinilai mengatur satu-satunya cara untuk membeli aplikasi di pasar. Konsumen yang ingin membeli aplikasi juga tidak dapat mempelajari opsi dengan harga lebih rendah di tempat lain.

Match Group juga menganggap Google telah melarang layanan pemrosesan pembayaran dalam aplikasi alternatif. Alhasil, mereka dapat memotong hampir setiap transaksi dalam aplikasi di Android.

“Pada 10 tahun lalu, Match Group adalah mitra Google. Tapi kami sekarang menjadi sandera,” kata Match Group dalam gugatan itu, dikutip dari CNN, Rabu (11/5/2022).

Tanggapan Google

Juru bicara Google menuduh bahwa gugatan itu hanyalah kelanjutan dari kampanye kepentingan pribadi Match Group. “Itu hanya upaya untuk menghindari pembayaran dengan nilai signifikan,” tulis melalui blognya.

“Sebagai sebuah platform, kami selalu berusaha untuk bekerja dengan itikad baik dengan mitra untuk menumbuhkan dan mengembangkan ekosistem, tetapi kami akan berdiri teguh melawan serangan palsu terhadap bisnis kami, terutama ketika hal itu membahayakan pengguna dan membahayakan kemampuan kami untuk terus berinvestasi dalam dan melayani komunitas pengembang kami,” tulis Wilson White, Wakil Presiden urusan pemerintahan dan kebijakan publik Google.

Induk usaha Tinder itu juga anggapannya telah memenuhi syarat untuk membayar 15% potongan aplikasi di Google Play. “Padahal, ini untuk langganan digital yang merupakan tarif terendah di antara platform aplikasi utama,” katanya.

Ia mengatakan, jika Match Group tidak ingin mematuhi kebijakan Google Play, keterbukaan Android masih memberi mereka banyak cara mendistribusikan aplikasi.

Selain Google, Apple mendapat gugatan dari Epic Games terkait kebijakan di toko aplikasi App Store.

Perusahaan teknologi besar termasuk Apple dan Google telah mengurangi beberapa biaya toko aplikasi yang mereka kenakan dalam beberapa tahun terakhir, di tengah meningkatnya keluhan dari pengembang aplikasi dan pembuat kebijakan.

Tahun ini, misalnya, Google mengurangi biaya langganan dalam aplikasi dari 30% menjadi 15%. Pada tahun 2020, Apple mengumumkan program baru untuk pengembang kecil-kecilan yang mengurangi komisi mereka hingga 15%.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button